BANDUNG, iNews.id - Asosiasi Pengajar dan Pegiat Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (APPBIPA) Jepang bekerja sama dengan KBRI Tokyo menyelenggarakan seminar tahunan. Acara ini bertujuan memacu Indonesia Wave dalam upaya menginternasionalisasi Bahasa Indonesia.
Kegiatan yang digelar secara luring dan daring itu berlangsung di Balai Indonesia, Meguro, Tokyo ini bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-6 APPBIPA Jepang. Seminar mengusung tema "Strategi Mendukung Pengembangan Program Internasionalisasi Bahasa Indonesia". Dalam seminar para pembicara menyoroti pentingnya kolaborasi dan inovasi strategis dalam mempromosikan Bahasa Indonesia di luar negeri.
Tiga pembicara utama dalam seminar antara lain, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemdikbudristek Iwa Lukmana, Ketua APPBIPA Pusat Liliana Muliastuti dan Sekretaris APPBIPA Jepang Imelda Coutrier.
Seminar tahunan APPBIPA Jepang dibuka oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Tokyo Yusli Wardiatno yang mewakili Duta Besar RI untuk Jepang.
Yusli Wardiatno menekankan perlunya sinergi antara Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek, APPBIPA Jepang, dan KBRI Tokyo dalam upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia. Dia juga mengusulkan pendekatan multilevel marketing untuk meningkatkan jumlah pemelajar Bahasa Indonesia di Jepang.
“Jadi alumni beasiswa Darmasiswa RI dan atau mahasiswa Jepang yang tengah belajar Bahasa Indonesia di beberapa perguruan tinggi Jepang diminta mencari dan mengajarkan setidaknya 2 orang temannya yang belum pernah belajar Bahasa Indonesia. Lalu, hasilnya dilihat melalui sebuah ajang apakah dalam bentuk lomba ataupun pertemuan budaya. Jadi ada targetnya supaya yang belajar semangat dan pada gilirannya pemelajar baru tersebut diharapkan dapat terpikat untuk terus belajar sehingga jumlah pemelajar BIPA akan meningkat,” kata Atdikbud KBRI Tokyo.
Sementara itu, Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemdikbudristek Iwa Lukmana mempresentasikan regulasi dan kelembagaan yang menaungi internasionalisasi Bahasa Indonesia. Dia juga menjelaskan Lingua Franca Plus sebagai strategi utama dalam promosi bahasa, yang melibatkan sektor politik, ekonomi, pariwisata, pertahanan, olahraga, dan budaya.
“Pemerintah dalam hal ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa akan terus berperan melalui 3 hal yakni regulasi, fasilitasi dan koordinasi. Tentu kita akan terus bergiat agar tujuan internasionalisasi Bahasa Indonesia tercapai di tahun 2045-2050,” kata Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemdikbudristek Iwa Lukmana.
Ketua APPBIPA Pusat Dr Liliana Muliastuti mengatakan, fenomena global K-POP membuat Bahasa Korea menjadi populer. Karena itu, penting memulai "Indonesian Wave" melalui promosi budaya Indonesia di seluruh dunia.
“Kita harus terus bergerak agar Bahasa Indonesia dapat digunakan secara luas dalam perdagangan, pertukaran ilmu pengetahuan dan kebijakan internasional melalui promosi budaya adi luhung atau budaya pop kreatif. Penduniaan budaya Indonesia secara sistematis dan massif dengan pendanaan yang yang tepat akan membantu akselerasi internasionalisasi Bahasa Indonesia,” kata Ketua APPBIPA Pusat.
Sekretaris APPBIPA Jepang Imelda Coutrier mengungkap sejarah popularitas Bahasa Indonesia di Jepang dan mendesak untuk meningkatkan kuota beasiswa darmasiswa bagi warga Jepang. Imelda Coutrier melihat potensi besar pengenalan Bahasa Indonesia lebih luas melalui sekolah menengah di Jepang.
“Perlu bantuan teknis pemerintah melalui KBRI Tokyo kepada APPBIPA Jepang untuk meluaskan peran dalam mempromosikan Bahasa Indonesia di kalangan generasi muda Jepang,” kata Imelda Coutrier saat memaparkan kegiatan-kegiatan APPBIPA Jepang yang mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia.
Sedangkan Ketua APPBIPA Jepang Suyoto berharap terselenggara kursus Bahasa Indonesia regular untuk masyarakat Jepang agar peningkatan minat dalam 2 tahun belakangan ini dapat terakomodasi.
Even ini menandai langkah besar dalam upaya mengembangkan Bahasa Indonesia di kancah internasional, khususnya di Jepang. Dengan kolaborasi yang kuat dan strategi yang tepat, harapannya semakin banyak individu yang tertarik untuk mempelajari Bahasa Indonesia data terwujud.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait