INDRAMAYU, iNews.id - Unjuk rasa petani hutan dari sejumlah desa di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar), yang berujung bentrok dengan aparat menelan korban jiwa. Seorang pendemo meninggal dunia, penyebabnya diduga lantaran dehidrasi dan sesak napas.
Informasi yang dihimpun iNews, identitas korban diketahui bernama Sukra, warga Desa Lemahayu, Kecamatan Kertasmaya, Kabupaten Indramayu. Saat itu Sukra ikut unjuk rasa di depan pintu gerbang masuk Pabrik Gula Jatitujuh, Majalengka, Kamis (27/9/2018).
Bentrokan tak dapat dihindarkan antara petani dengan aparat kepolisian setelah para pendemo berupaya menembus barikade petugas yang berjaga-jaga di depan gerbang. Massa dengan beringas berupaya melawan petugas yang menghalangi aksi mereka.
Akibat bentrok, sejumlah polisi dan petani mengalami luka akibat lemparan batu dari dua arah. Di tengah kekacauan itu Sukra tergeletak lemas, diduga akibat dehidrasi dan sesak napas. Sukra diketahui mempunyai riwayat penyakit asma.
Korban sempat dilarikan ke Puskesmas Jatitujuh untuk mendapat bantuan medis. Namun kondisinya semakin melemah hingga korban nyawanya tak tertolong.
Istri korban tak kuat menahan tangis saat petugas Polres Indramayu membawa jenazah Sukra ke rumahnya di Desa Lemahayu, Kecamatan Kertasmaya, Indramayu, Kamis (287/9/2018). Istri dan anaknya tidak menyangka atas kepergian korban.
"Kami tidak menyangka bapak akan pergi secepat ini. Bapak memang memiliki riwayat sakit, sering batuk," kata menantu korban Asnudin, Jumat (28/9/2018).
Dia menceritakan, awalnya almarhum memang sudah dua jalan untuk ikut demo tersebut atau tidak. Hingga akhirnya memutuskan pergi. “Kondisinya sewaktu pergi sudah tidak sehat,” ujarnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait