SUBANG, iNews.id - Fahrul Husein (18), pedagang atau tukang aci telor (cilor) asal Garut datang sengaja datang ke rumah Dedi Mulyadi di Lembur Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang. Di sini, Fahrul meminta tanda tangan dan curhat soal motornya yang rusak akibat jalan berlubang.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menerima Fahrul dengan senang hati. Kang Dedi membubuhkan tanda tangan ke di poster dan jaket putih milik Fahrul.
Setelah itu, Kang Dedi dan Fahrul berbincang. Fahrul mengaku berangkat dari Garut sekitar pukul 03.00 WIB. Dari Garut ke Lembur Pakuan, Fahrul mengendarai sepeda motor yang biasa digunakan untuk berkeliling berjualan cilor. “Tadi dari Garut jam tiga subuh, makanya tadi gak keliatan ada lubang. Jadi lampunya coplok (lepas),” kata Fahrul.
Kondisi jalan berlubang tersebut, kata Fahrul, mulai dirasakan di jalur provinsi selepas Jalan Cagak Subang. “Daerah Cijambe tadi bolong (berlubang) parah. Buat pemerintah tolong (diperbaiki) banyak jalan provinsi yang berlubang,” ujarnya.
“Pamarentah jalan omean (perbaiki). Perbaiki jalan, jangan terlalu banyak posting. Nanti kalau terlalu banyak posting, jalan jeleknya diposting sama tukang cilor,” kata Kang Dedi.
Fahrul menuturkan, alasannya menemui Dedi karena merasa terinspirasi dengan konten-konten YouTube Nurzein. Nurzein adalah anak asuh Dedi Mulyadi yang sejak kecil berhasil merintis usaha kukron atau popcorn. Bahkan Fahrul pun merasa termotivasi untuk bisa hidup mandiri seusai lulus dari SMA.
“Saya terinspirasi sama Nurzein. Dia sudah bisa ngontrak. Ah saya juga sudah lulus SMA langsung ngontrak. Di kontrakan bikin cilor sendiri, bikin adonan sambil nonton bapak (Kang Dedi),” tutur Fahrul.
Dalam sehari Fahrul biasa membuat cilor dengan modal sekitar Rp300.000. Jika laku semua dia bisa memperoleh untung hingga Rp120.000 per hari.
Kang Dedi mengaku senang dengan sosok pemuda seperti Fahrul. Sejak usia muda, dia tak malu dan mau bekerja keras untuk mencari nafkah sendiri.
“Saya senang dengan orang seperti ini mau kerja keras. Bayangin jualan cilor datang ke tempat saya sampai coplok (lepas) lampunya. Keren nih penjual cilor ganteng dari Garut,” kata Kang Dedi.
Sebelum menemui Fahrul, Dedi sempat mengetes kesabarannya. Dedi yang mengetahui kedatangan Fahrul pada pagi hari sengaja baru menemuinya pada siang hari.
“Saya sengaja tadi tes kesabarannya, datang jam 7 pagi baru saya temui jam 11 siang. Tadi sengaja saya diamkan. Eh tapi benar dia sabar mau menunggu,” ujar mantan Bupati Purwakarta dua periode ini.
Kang Dedi Mulyadi menilai pemuda seperti Fahrul kelak akan menemui kesuksesan. Sebab dia sudah bisa mandiri sejak muda dan bertanggung jawab pada hidupnya.
“Jalma nu peurih mah bakal boga peurah (orang yang prihatin akan berhasil). Bagus, hebat dan mandiri. Orang kaya gini bakal maju, punya prinsip pengelolaan yang baik, ada pengorbanan hidup,” tuturnya.
Editor : Agus Warsudi
dedi mulyadi pedagang keluhan pedagang Pedagang asongan pedagang cilok warga garut kabupaten garut garut
Artikel Terkait