BANDUNG, iNews.id - Harga telur di Kota Bandung terpantau mengalami kenaikan signifikan hingga tembus Rp33.000 per kg. Kenaikan harga telur ini disebabkan ada masalah pada distribusi yang mayoritas berasal dari luar daerah.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah mengakui, sudah dua mingguan harga telur ayam ras mengalami kenaikan. Seminggu setelah Lebaran di angka Rp27.000-28.000 per kg.
Kenaikan harga telur rata-rata di pasar mencapai Rp33.000 per kg. Elly mengatakan, pasokan terbesar telur ke Kota Bandung berasal dari Blitar, Jawa Timur. Jumlah distributor telur Blitar kurang lebih 30 orang.
"Pasokan telur dari Blitar kurang lebih 60 persen. Sedangkan sisanya 40 persen pasokan dari Semarang, Medan dan Jabar (Ciamis, Tasik, Cianjur, Kabupaten Bandung)," ujarnya.
Dia mengatakan, tiga faktor yang mengakibatkan kenaikan harga telur terjadi di Kota Bandung. Pertama, di Jawa Timur permintaan sedang meningkat memenuhi bantuan sosial (bansos), salah satunya pengadaan telur.
Lalu faktor kedua, ada peningkatan di daerah produsen karena banyak pihak yang mengadakan tasyakuran dan halal bi halal.
"Kemudian faktor ketiga adalah kenaikan harga pakan konsentrat ternak dampak dari bahan baku pakan yang naik," katanya.
Sampai saat ini, di beberapa distributor harga telur masih bekisar Rp30.500 per kg. Bahan menurut pantauan Elly, per hari ini harga telur di tingkat distributor ada sudah mengalamai penurunan Rp29.800 per kg.
"Sudah ada penurunan dari tiga hari yang lalu di tingkat distributor sebanyak Rp1.200,” ujarnya.
Menurutnya, dengan harga di tingkat distributor semakin membaik, tidak lama pedagang telur di Kota Bandung juga harganya akan turun.
"Jika melihat kondisi sebentar lagi akan berangsur normal. Harga acuan untuk telur ayam ras berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 tahun 2022, harga telur ayam ras Rp27.000 per kg," ucapnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait