Petugas medis sedang memeriksa kondisi kesehatan Mulyati setelah belasan tahun telantar di Kalimantan Barat. (Foto: Istimewa)

PURWAKARTA, iNews.id - Seorang TKW yang sempat hilang kontak selama belasan tahun akhirnya berhasil dipulangkan ke Kabupaten Purwakarta. Saat ini, TKW bernama Mulyati (30), ini dapat kembali berkumpul bersama keluarganya di Desa Cikadu, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta.

Tangis Mulyati pecah saat datang ke rumahnya yang sudah lama ditinggalkan. Begitu pula ketika bertemu ibunya, Sutinah (70), dia langsung bersimpuh. Apalagi baru bertemu kembali dengan ibunya sejak 2010 lalu. 

Keharuan yang dalam menyelimuti pertemuan sang anak hilang dengan ibunda tercinta. Wajah keriput sang bunda terlihat bercahaya saat memeluk sang putri yang telah kembali ke pelukannya.

Kabar Mulyati yang hilang berawal saat pamit untuk bekerja ke luar negeri pada 2010 lalu. Saat itu pamit hendak merantau dan bekerja di Malaysia. Dia berharap bisa mendapatkan pekerjaan di Negeri Jiran tersebut, sehingga bisa membantu ekonomi keluarganya yang buruk.

Harapannya bisa bekerja di tempat layak ternyata tidak sesuai harapan. Tujuannya ke Malaysia kandas tak jelas alasannya. Dia malah terdampar di Ketapang, Kalimantan Barat.

Bukannya bernasib baik yang didapat Mulyati. Di daerah yang tak dikenalnya dengan baik itu Mulyati justru harus bekerja berpindah-pindah dari kafe ke kafe. Lebih buruk lagi, dia jarang mendapatkan upah dan kerap jadi sasaran kekerasan.

Tak mampu menahan beban yang demikian berat, Mulyati nekat melarikan diri. Dalam kondisi terlantar, Mulyati ditemukan oleh pegawai Dinas Sosial Kalimantan Barat.

Dinsos Kalbar lalu menghubungi Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Purwakarta.

Mendapatkan kabar ada warganya yang terlantar belasan tahun di tanah seberang, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengambil langkah untuk bisa segera memulangkannya.

Dia memerintahkan Dinsos P3A untuk berrkoordinasi dengan pihak terkait dan menyusun rencana pemulangan Mulyati ke Purwakarta.


Setelah melalui komunikasi intensif dan koordinasi yang baik dengan Dinsos Kalbar,  pada Rabu 24 Mei 2023, Mulyati bisa pulang ke kampung halamannya. Kedatangannya dijemput oleh jajaran Dinsos P3A, Kepolisian Resor Purwakarta dan unsur Kecamatan Cibatu, serta aparatur Desa Cikadu.

"Berkat koordinasi yang baik antara Dinsos P3A Purwakarta dengan Dinsos Kalbar, dibantu jajaran Kepolisian Resor Purwakarta dan Muspika Cibatu,  Mulyati akhirnya bisa pulang pada Rabu kemarin. Kita bersyukur bisa membantu warga yang tidak ada kabar selama 13 tahun," kata Bupati Anne Ratna Mustika, Kamis 25 Mei 2023.

Keberhasilan memulangkan Mulyati dalam kondisi selamat menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Bupati Anne. "Senang sekali kalau saya bisa membantu warga yang sedang kesulitan. Syukur Alhamdulillah Mulyati bisa pulang dalam kondisi selamat," katanya.

Orang nomor satu di Purwakarta itu memberikan apresiasi tinggi kepada Dinsos P3A, Kepolisian Resor Purwakarta, Camat Cibatu, dan Kepala Desa Cikadu, yang telah bekera keras dalam proses pemulangan Mulyati.

"Koordinasi mereka luar biasa. Mereka bekerja keras agar Mulyati bisa pulang ke Purwakarta. Saya sangat mengapresiasi kerja keras mereka," kata Bupati Anne.


Untuk memastikan kondisi Mulyati dalam keadaan sehat, Bupati Anne memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Purwakarta untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh, baik kondisi kesehatan psikis maupun fisiknya.

"Saya ingin memastikan Mulyati bisa pulang ke kampung halamannya dalam kondisi sehat. Untuk itu saya minta  jajaran Dinkes untuk memeriksa kondsi kesehatannya secara menyeluruh. Saya juga minta agar Mulyati terus didampingi hingga pulang," kata Bupati Anne, Kamis (25/5/2023).

Sementara Itu, Camat Cibatu Muhammad Kosim mengatakan, kepulangan Mulyati dari Kalimantan Barat dengan menumpang kapal laut PELNI menuju Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Jawa Tengah, Dari Semarang dilanjutkan naik bus arah Jakarta yang melintasi jalur Purwakarta.

"Pemulangan Mulyati dari Kalimantan dibantu oleh Dinas Sosial Kalbar. Kita terus berkoordinasi hingga kita bisa memastikan waktu penjemputan di Purwakarta pada Rabu kemarin. Selama proses pemulangan, kita dibantu penuh oleh jajaran Kepolisian Sektor Cibatu, Polres Purwakarta dan Dinsos P3A. Koordinasinya berlangsung sangat baik," kata Muhammad Kosim.


Kosim juga menjelaskan, hingga saat ini kondisi Mulyati masih terlihat belum pulih sempurna. Dia masih terlihat syok dan trauma bila mengenang masa-masa pengalaman buruknya selama 13 tahun di tanah seberang. Mulyati juga masih terlihat kelelahan dampak dari perjalanannya yang sangat jauh dan memakan waktu lama.

Menurut Kosim,  Mulyati meninggalkan Purwakarta pada tahun 2010 untuk bekerja sebagai pekerja migran di Malaysia. Setelah itu, kabar Mulyati tidak pernah terdengar lagi.

"Dari penjelasannya yang singkat, selama bekerja Mulyati tidak pernah mendapatkan gaji. Dia juga sering mendapatkan tindak kekerasan dan  perlakuan tidak manusiawi. Kami menduga, Mulyati menjadi korban human trafficking (perdagangan orang)," kata Muhammad Kosim.
 
 


Editor : Asep Supiandi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network