BANDUNG, iNews.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta masa tanggap darurat bencana banjir Dayeuhkolot di Kabupaten Bandung hanya 7 hari. Selama periode waktu tersebut, tim fokus pemenuhan kebutuhan dasar korban banjir.
Selain itu, penanganan sementara infrastruktur yang rusak, seperti tanggul jebol harus segera diperbaiki dan diperkokoh.
"Seenak apa pun tinggal di pengungsian, di tenda, pasti lebih enak di rumah. Dalam 7 hari ini, tolong pastikan betul, kebutuhan dasar para pengungsi terjamin," ujar Kepala BNPB dalam rapat koordinasi tanggap darurat bencana banjir Dayeuhkolot, Senin (15/1/2024).
Menurutnya setelah masa tanggap darurat selesai, masuk masa transisi, rehabilitasi dan rekonstruksi. BNPB telah berdiskusi secara terbatas tentang rehabilitas dan rekonstruksi dengan Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tubagus Ace Hasan Syadzily, Bupati Bandung Dadang Supriatna dan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Erwin Djatniko terkait penanganan jangka panjang.
"Ke depan kami memikirkan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi bencana banjir ini agar tidak terus berulang," katanya.
Bencana banjir yang terjadi beberapa hari lalu cukup berdampak. Puluhan ribu rumah terendam. Kini jumlah pengungsi mulai berkurang setelah banjir mulai kering di beberapa wilayah. Namun curah hujan diprediksi masih tinggi dan akan berlangsung sampai beberapa bulan ke depan.
"Ini harus diwaspadai. Tiga tahun terakhir, Jawa Barat ranking 1 bencana alam. Karena, kondisi alam berbukit-bukit, jumlah penduduk Jabar pun tertinggi di Indonesia. Kita harus mewaspadai bencana alam yang kemungkinan akan terjadi beberapa bulan ke depan," ucapnya.
BNPB kata Letjen TNI Suharyanto, bekerja sama dengan BMKG dalam melakukan modifikasi cuaca. Jika saat musim kemarau dan El Nino, modifikasi cuaca yang dilakukan adalah agar turun hujan. Saat ini, modifikasi untuk mengurangi curah hujan.
"Dengan modifikasi curah hujan dapat dikurangi, yang tadinya lebat menjadi ringan," ujarnya.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Tubagus Ace Hasan Syadzily mengusulkan pembuatan folder-folder air baru untuk mengatasi banjir tahunan yang merendam Kabupaten Bandung. Keberadaan folder air diharapkan dapat mengurangi dampak banjir saat debit air sangat tinggi.
Jabar dan Kabupaten Bandung kata dia, rawan bencana karena kontur alam pegunungan dan dilintasi sejumlah sungai. Tiga hari lalu, curah hujan yang sangat tinggi mengakibatkan bencana banjir. Ini perlu penanganan khusus. Terdapat enam kecamatan terdampak dan 26.000 warga mengungsi.
Sebetulnya, Presiden Jokowi dan Bupati Bandung telah meresmikan kolam retensi di Cieunteung, Andir dan di Kota Bandung. Seharusnya kolam retensi itu bisa menangani 70 persen debit air.
"Tetapi kemarin, ternyata ini (kolam retensi yang telah dibangun di Cieunteung) belum mampu menyerap air begitu tinggi," kata Kang Ace saat memberikan sambutan dalam rapat koordinasi penanggulangan bencana banjir 2024 di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Saat bencana banjir terjadi, ujar Kang Ace, kebetulan sedang berada di Kertasari, wilayah yang jadi pusat perhatian Kodam Siliwangi. Terutama Situ Cisanti.
Saat banjir terjadi, ujar Kang Ace, kepala desa menyampaikan bencana itu telah 5 tahun terakhir kembali terjadi. Salah satu penyebabnya, beberapa dataran tinggi di Kertasari, sudah kembali ditanami oleh tanaman yang tidak memiliki akar kuat, sehingga sedimentasi kembali terjadi.
"Ketika saya datang ke Dayeuhkolot, Ciparay, Bojongsoang, Tegalluar, banyak yang terkena banjir. Sabtu saya keliling, ternyata infrastruktur untuk penanganan banjir belum tuntas. Folder-folder air yang telah dibangun belum mampu menampung saat debit air tinggi," ujar Ketua DPD Partai Golkar Jabar tersebut.
Karena itu dalam jangka menengah, lakukan normalisasi tanggul Cigede yang jebol. Komisi VIII DPR juga akan berkoordinasi dengan kementerian untuk menormalisasi aliran Sungai Cikapundung yang hilirnya ke Sungai Citarum.
Untuk penanganan jangka panjang segera susun desain untuk membangun folder-folder air baru atau embung, termasuk yang paling penting mengaktivasi kembali program Kodam III Siliwangi, Citarum Harum, normalisasi DAS Citarum. Terutama dataran-dataran tinggi di hulu jangan ditanami tanaman lunak agar tidak terjadi sidementasi.
"Penanganan bencana banjir Kabupaten Bandung tidak bisa ditangani secara parsial, harus komprehensif. Dari hulu, aliran sungai hingga mendesain agar genangan air tidak terlalu lama," ujar Kang Ace.
Bupati Bandung Dadan Supriatna mengatakan, saat ini Kabupaten Bandung berstatus darurat bencana banjir. Para pengungsi telah ditempatkan di lokasi pengungsian SMPN 1 Dayeuhkolot. Pemkab Bandung telah menyalurkan bantuan makanan dan kebutuhan dasar mereka.
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum juga telah melakukan upaya penanggulangan sementara. Terutama menangani tanggul Cigede yang jebol.
"Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 174.000 hektare dan berpenduduk 3,3 juta jiwa, sehingga sangat padat. Setiap musim hujan, debit air sangat tinggi. Air datang dari selatan, Cisanti, dan utara. Titik kumpulnya (air) di Dayeuhkolot," kata Bupati Bandung.
Di Kabupaten Bandung, tutur Bupati, terdapat tiga kecamatan yang sampai saat ini masih rawan bencana banjir. Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang.
"Setelah pembuatan danau atau embung di Andir dan Curug Jompong, banjir paling lama 3 hari. Sebelumnya, bisa selama 2 minggu lebih," ucapnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait