BANDUNG, iNews.id – Sedikitnya 9.552 narapidana (napi) dan tahanan di wilayah Jawa Barat (Jabar) dipastikan tak bisa mencoblos alias golput pada hari pemungutan suara Pemilu 2019, Rabu (17/4/2019). Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumham) saat rilis data final warga binaan yang masuk daftar pemilih tetap (DPT).
"Data yang kami terima dari KPU Jabar, dari 24.328 warga binaan di 33 lapas dan rutan, yang dipastikan bisa memilih hanya 14.776 warga binaan. Sisanya 9.552 tidak masuk daftar pemilih tetap (DPT). Artinya mereka tak bisa menggunakan hak pilih," kata Kakanwil Kemenkum HAM Jabar Liberti Sitinjak di Kota Bandung, Selasa (16/4/2019).
Sejumlah penyebab ribuan warga binaan itu tidak masuk DPT di antaranya, mereka merupakan warga negara asing (WNA), telah bebas sebelum 17 April, tidak terdaftar di daerah asal dan masih di bawah umur serta tak memiliki KTP elektronik.
"Ada NIK warga binaan yang tidak terdaftar di server KPU dan ada yang baru selesai melakukan perekaman E KTP, namun belum terdaftar," ujarnya.
Liberti menuturkan, di Lapas Kelas I Banceuy sebanyak 718 warga binaan tidak terdaftar di Server KPU. Lalu di Lapas Kelas II Cibinong 610 orang memiliki NIK tapi tidak terdaftar di server KPU dan 504 lainnya merupakan tahanan baru.
Kemudian, di Lapas Narkotika Kelas II A Cirebon, terdapat 726 tidak masuk DPT. Di Rutan Bandung 715 napi tidak memiliki NIK sehingga tidak terdaftar di server KPU.
"Kami sebagai tuan rumah hanya memfasilitasi. Data warga binaan kami serahkan ke KPU (kabupaten dan kota). Kemudian KPU memproses data itu ke dalam DPT," tuturnya.
"Untuk warga binaan yang tidak menerima surat panggilan mencoblos, kami sudah memberikan pengertian. Ini kami lakukan di seluruh rutan dan lapas di Jabar agar mereka bisa memahami situasimuya," ucap Liberti.
Bagi yang masuk DPT dan memiliki hak pilih, mereka akan menyalurkan hak pilih di 92 tempat pemungutan suara (TPS) di rutan dan lapas se-Jabar.
"Sebanyak 92 TPS disiapkan di dalam rutan dan lapas di Jabar," tuturnya.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait