Polisi memantau kondisi banjir yang merendam Jalan Raya Andir-Katapang, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. (Foto: Humas Polda Jabar)

BANDUNG, iNews.id - Hujan deras yang mengguyur Bandung Raya menyebabkan Sungai Citarum meluap. Luapan air terpanjang di Jawa Barat tersebut merendam permukiman warga di tiga kecamatan, yaitu, Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menyatakan selain merendam permukiman, banjir juga menutup jalan raya yang menjadi akses warga untuk beraktivitas. Namun saat ini, air banjir berangsur-angsur surut.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bandung Hendra Hidayat mengatakan, banjir itu diakibatkan hujan deras dengan durasi cukup lama, lebih dari 5 jam, mengguyur Bandung Raya pada Selasa (2/11) sore hingga malam.

"Hasil assessment, tiga kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, serta lima jalan raya yang terendam banjir. Ketinggian banjir beragam dari 10 sentimeter (cm) hingga 150 cm," kata Hendra di Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/3/2021).

Akibat banjir tersebut, ujar Hendra, sebanyak 40 warga diungsikan ke tempat aman. "Lima jalan raya yang terendam banjir, tiga di antaranya tidak bisa dilalui kendaraan. Tiga jalan tersebut, yakni, Jalan Raya Cijagra-Cijeruk, Andir-Katapang, dan Ciparay-Dayeuhkolot. Yang paling tinggi banjir merendam Jalan Raya Andir-Katapang dengan ketinggian hingga 140 centimeter," ujarnya.

Sedangkan dua jalan raya, lain, yakni Jalan Dayeuhkolot-Bandung dan depan Metro sudah bisa dilalui kendaraan karena banjir telah surut. "Di Dayeuhkolot tinggi air banjir sudah surut jadi 30 centimeter. Jalan raya sudah bisa dilalui kendaraan motor dan mobil," tutur Hendra.

Diketahui, Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang adalah kawasan paling rendah di wilayah cekungan Bandung. Tiga kecamatan ini berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang kerap meluap saat musim hujan tiba.

Namun, sejak dibangun Terowongan Nanjung, banjir di lima kecamatan itu cepat surut dalam satu dua hari. Sebelum Terowongan Nanjung dibangun, banjir akibat luapan Sungai Citarum bisa merendam permukiman warga di lima kecamatan itu cukup lama, berlangsung satu hingga dua pekan.

BPBD Kabupaten Bandung telah memperingatkan warga yang tinggal di sekitar DAS Citarum untuk waspada. Saat ini, tinggi muka air Sungai Citarum 670 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau berstatus awas.  

Tinggi muka air Sungai Citarum itu bertambah signifikan akibat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur sebagian besar wilayah Bandung Raya beberapa hari terakhir.

"Debit Sungai Citarum normalnya 625 mdpl. Kalau kemarin (Senin 1/11/2021) hampir 670 mdpl. Berstatus awas," kata petugas BPBD Kabupaten Bandung Deri Diana kepada wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (2/11/2021).

Deri Diana menyatakan, status awas tinggi muka air Sungai Citarum berada di atas angka 658. Kemudian, status siaga di kisaran angka 658-659 mdpl. Meningkatnya TMA Sungai Citarum diakibatkan hujan deras yang mengguyur Kota Bandung dan Kabupaten Bandung beberapa hari terakhir.

"Faktor yang menyebabkan TMA Sungai Citarum bertambah adalah intensitas hujan di beberapa lokasi di Kota Bandung, Rancaekek, Majalaya, dan wilayah timur Kabupaten Bandung," ujarnya.

Sebagai antisipasi bencana banjir air Sungai Citarum meluap ke pemukiman, tutur Deri Diana, BPBD Kabupaten Bandung berkoordinasi dengan aparat kewilayahan setempat untuk memberikan imbauan pada masyarakat agar senantiasa bersikap waspada. "Warga juga segera mengungsi ke tempat yang disediakan oleh BPBD kalau air meluap," tutur Deri Diana.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network