TASIKMALAYA, iNews.id – Puisi “Doa Yang Tertukar” yang ditulis Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon terus menuai kecaman dari warga dan santri Nahdlatul Ulama (NU). Mereka menuntut agar Fadli Zon meminta maaf secara terbuka kepada KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) karena dinilai telah melecehkan kiai NU.
Menanggapi kontroversi puisi Fadli Zon, Mbah Moen yang ditemui seusai menghadiri deklarasi petani se-Priangan Timur Dukung Jokow-Ma'ruf Amin di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, hanya tersenyum.
Mustasyar (Dewan Penasihat) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini mengaku menyerahkan masalah tersebut kepada Allah yang Mahatahu. "Terserah yang menjalankan. Allah SWT Mahatahu. Aku menyerahkan semuanya pada Allah SWT," kata Mbah Moen di Kabupaten Tasikmalaya, Senin (18/2/2019).
Soal aksi-aksi para santri dan warga NU yang memprotes Fadli Zon, Mbah Moen juga tidak akan melarang dan tidak akan menyuruh melakukan protes.
Menurut Mbah Moen, sebagai warga negara akan taat pada pemerintah karena jika itu melanggar hukum tentu ada pihak berwajib yang memprotes. "Terpenting negara ini aman. Saya serahkan sama pemerintah kalau soal aksi. Boleh atau tidaknya negara lebih tahu," ujar pengasuh Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Jateng itu.
Diketahui, politisi Partai Gerindra Fadli Zon menulis puisi "Doa Yang Tertukar" tidak lama setelah KH Maimoen Zubair menyebut nama Prabowo dalam doanya saat kunjungan Presiden Jokowi di Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang. Kehadiran Jokowi itu untuk menghadiri Sarang Bersalawat.
Hingga kini, aksi memprotes puisi itu meluas ke sejumlah daerah. Ribuan santri baik di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat turun ke jalan mengecam puisi itu yang dinilai melecehkan Mbah Moen.
Editor : Kastolani Marzuki
tasikmalaya kh maimoen zubair mbah moen puisi doa yang tertukar protes fadli zone wakil ketua gerindra kiai kharismatik nu priangan timur
Artikel Terkait