CIREBON, iNews.id - Semburan lumpur belerang di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat semakin membuat warga resah. Mereka khawatir belerang yang menyembur dari kubangan berdiameter 4 meter itu menyebabkan sesak napas dan merusak peralatan elktronik.
Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah meminimalisir bau belerang yang sangat menyengat dari kubangan lumpur itu, terutama saat cuaca mendung dan hujan.
Bau belerang sangat mengganggu paling dirasakan oleh warga rukun tetangga (RT) 4, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Sebab, permukiman warga berdekatan dengan kubangan lumpur tersebut.
Eti, warga RT 4 Desa Cipanas mengatakan, sebagai besar warga terpaksa menahan bau belerang dari semburan lumpur tersebut. Bahkan, tak sedikit peralatan elektronik warga mengalami korosi dan rusak akibat terpapar belerang. "Padahal usia peralatan elektronik itu belum satu tahun," kata Eti.
Boni, istri ketua RT 4 mengatakan, di RT 4 terdapat terdapat lebih dari 40 rumah yang dihuni ratusan jiwa. "Saat musim hujan, warga mengeluhkan sesak napas. Semburan lumpur semakin meresahkan warga dalam beberapa bulan terakhir karena bergolak kian tinggi dan mengeluarkan aroma menyengat," kata Boni.
Diberitakan sebelumnya, bau belerang dan gas semakin menyengat dari semburan lumpur di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Petugas kepolisian dan Satpol PP Kabupaten Cirebon memperluas area aman agar warga jadi terdampak, Sabtu (5/6/2021).
Petugas mengubah posisi garis lingkar area aman dari semburan, semula 3 menjadi 12 meter. Sejumlah petugas dari Polresta Cirebon dan Satpol PP Kabupaten Cirebon mengecek kondisi semburan yang kian bergolak.
Kapolresta Cirebon Kombes Pol M Syahduddi mengatakan, perluasan area aman ini dilakukan setelah ramai masyarakat datang dan melihat lokasi semburan dari dekat.
"Petugas melebarkan garis area aman dari awal tiga menjadi 12 meter. Garis polisi dipasang untuk mencegah masyarakat mendekat," kata Kapolresta Cirebon.
Selain pemasanhan garis aman, ujar Komes Pol M Syahduddi, petugas Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Babinsa, dan perangkat desa di siaga di sekitar lokai semburan.
"Nanti masyarakat yang datang hanya bisa melihat dari kejauhan dan tidak diperkenankan mendekat ke lokasi semburan yang berada tepat di bawah situs keramat Cipanas ini," ujar Kombes Pol M Syahduddi.
Sampai saat ini, semburan yang sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir masih bergolak. Bahkan aroma belerang disertai gas kian menyengat hingga menyebabkan banyak hewan liar mati bergeletakan di dekat lokasi semburan.
Puluhan hewan liar mati mendadak tidak jauh dari lokasi semburan lumpur mirip kawah di Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon, Jumat (4/6/2021). Hewan jenis burung, katak, ular hingga tikus sawah bergelimpangan mengering di sekitar area semburan lumpur.
Kematian mendadak hewan liar itu pun menambah kekhawatiran bahwa semburan lumpur juga akan berdampak buruk terhadap warga. Apalagi berdasarkan pengakuan sejumlah warga, sejak semburan lumpur terjadi, hampir setiap hari ditemukan hewan mati mengering.
Namun kematian hewan liar itu belum bisa dipastikan apakah akibat terdampak gas dari semburan lumpur atau bukan. Hingga saat ini pemerintah desa setempat masih menunggu hasil uji laboratorium guna memastikan penanganan lanjutan.
"Saat ini kami masih menunggu kabar hasil uji laboratorium yang dilalukan Dinas Energi Sumber Daya Mineral Jawa Barat. Hasil laboratorium itu sangat penting untuk memastikan langkah selanjutnya," kata Yayan Ahmad, perangkat Desa Cipanas.
Editor : Agus Warsudi
semburan belerang bau belerang belerang gas belerang lumpur lumpur panas luapan lumpur semburan lumpur cirebon kabupaten cirebon
Artikel Terkait