BANDUNG, iNews.id - Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Pusat, Rokhmin Dahuri menilai, potensi sektor perikanan budidaya atau akuakultur di Indonesia, termasuk Provinsi Jawa Barat sangat berlimpah. Sektor akuakultur ini menjadi salah satu solusi mengatasi krisis ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Selain itu, dengan potensinya yang berlimpah, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu berharap, Provinsi Jabar dapat mengoptimalkan sektor akuakultur sebagai sumber daya baru bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Jabar.
"Harapan saya, sektor budidaya perikanan atau akuakultur ini bisa menjadi sumber daya baru pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat, baik di tingkat nasional maupun Jabar," ujar Rokhmin dalam kegiatan Pelantikan Pengurus Koordinator Daerah (Korda) MAI Jabar periode 2020-2024 yang digelar di Pullman Hotel, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (14/6/2021) petang.
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menerangkan bahwa sektor akuakultur mencakup perikanan budidaya di laut atau mariculture, perikanan budidaya di perairan payau atau tambak atau coastal aquaculture, dan perikanan budidaya di perairan tawar atau darat, seperti di danau, waduk, sungai, kolam, sawah atau minapadi, akuarium, dan wadah lainnya.
Rokhmin mencontohkan, marikultur sebagai subsektor akuakultur bukan hanya menghasilkan sumber pangan protein berupa berbagai jenis ikan, kekerangan (moluska), dan crustacean (udang, lobster, kepiting, rajungan, dan lainnya), namun juga sumber bahan baku industri farmasi, kosmetik, perhiasan, cat, film, biofuel, dan ratusan jenis industri lainnya yang membutuhkan bahan baku dari micro algae, macro algae, avertebrata, dan biota (organisme) laut lainnya.
"Jika dikelola secara profesional, maka dapat memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan," katanya.
Rokhmin yakin, akuakultur menjadi solusi dalam upaya mengentaskan kemiskinan, termasuk keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Terlebih, kata dia, modal yang dikeluarkan untuk pengembangan akuakultur tidak terlalu besar dan masa panen yang relatif singkat.
"Misalkan, rumput laut dapat dipanen dalam waktu 45 hari, kemudian udang 100 hari. Untungnya besar dan sebagian masyarakat mampu berbudidaya," kata Rokhmin seraya mengatakan bahwa potensi pasar akuakultur pun masih sangat besar.
Tidak hanya itu, Rokhmin juga menilai, aktivitas pengembangan akuakultur yang lebih banyak dilakukan di desa-desa ketimbang perkotaan. Hal itu menurutnya dapat menolong bangsa Indonesia mengatasi persoalan yang cukup penting, yaitu disparitas pembangunan antarwilayah.
Oleh karenanya, Rokhmin berharap, pengurus baru Korda MAI Jabar si bawah kepemimpinan MQ Iswara mampu berkolaborasi dengan Pemprov Jabar, dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jabar untuk melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada pengembangan akuakultur di Jabar.
"Jadi saya berharap dengan tandem Pak Iswara selaku Ketua Korda MAI Jabar, Pak Hermansyah selaku Kepala DKP Jabar, dan saya selaku Ketum MAI Pusat, segala macam kebijakan yang sifatnya berpihak untuk akuakultur bisa kita gelontorkan," katanya.
Ketua Korda MAI Jabar, MQ Iswara menyatakan, siap menjadi mitra strategis Pemprov Jabar dalam pengembangan sektor akuakultur. Iswara pun yakin, dengan potensi yang berlimpah, akuakultur dapat menjadi solusi keluar dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19.
"Secara geografis, Jabar memiliki garis pantai sekitar 805 km dimana 370 km berada di pantai utara dan 435 km berada di pantai selatan. Ini sebuah potensi yang sangat luar biasa, di utara ada Laut Jawa dan di Selatan ada Samudera Indonesia," sebutnya.
Tidak hanya itu, dengan luas wilayah yang mencapai 3,4 juta hektare, produksi perikanan di Jabar pun sangat besar. Saat ini saja, kata Iswara, perikanan tangkap di Jabar mencapai 250.000 ton dan perikanan budidaya 1,2 juta ton per tahun.
"Ini sebuah angka yang luar biasa, apalagi kalau dioptimalkan, khususnya di masa pandemi Covid-19. Kami yakin, perikanan budidaya atau akuakultur dapat menjadi solusi," ujarnya.
Iswara menambahkan, pihaknya sudah mengumpulkan data sektor akuakultur di Jabar dan akan segera berkoodinasi dengan DKP Jabar untuk berbagi peran. Sesuai arahan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, kata Iswara, pengembangan akuakultur di Jabar akan menerapkan konsep pentahelix.
"Kami akan berbagi porsi peran, mana yang akan dikerjakan oleh dinas, akademisi, MAI, private sector, dan seterusnya," katanya.
Sementara itu, Kepala DKP Jabar, Hermansayah mengatakan, keberadaan Korda MAI Jabar diharapkan dapat membantu pihaknya, terutama dari segi pemikiran dalam upaya pengembangan sektor akuakultur di Jabar.
"Kami sadar bahwa Jabar terkenal dengan sektor perikanan budidaya. Ini yang perlu dibangkitkan serta dikembangkan kembali. Dengan adanya Korda MAI Jabar, kami akan lebih mudah memajukan perikanan budidaya di Jabar," katanya.
Menurut Hermansyah, keberadaan Korda MAI Jabar juga dapat mempercepat dan mewujudkan kolaborasi pentahelix. Pasalnya, berbagai kalangan tergabung dalam MAI, mulai dari akademisi hingga pelaku bisnis dan lainnya.
"Kami membutuhkan peran MAI untuk menghadirkan pemikiran-pemikiran yang tepat dalam pengembangan sektor perikanan budidaya di Jabar karena di MAI banyak tokoh akademisi yang memiliki pemikiran yang lebih tajam dibandingkan dengan kami," kata Hermansyah. agung bakti sarasa
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait