Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil melihat langsung kondisi kios pedagang yang hangus terbakar di Pasar Gedebage, Selasa (4/9/2018). (Foto: iNews.id/Yogi Pasha)

BANDUNG, iNews.id - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil mengaku kecewa terhadap manajemen PT Ginanjar selaku pengelola Pasar Induk Gedebage. PT Ginanjar dianggap tidak belajar dari pengalaman dengan memenuhi standard operational procedure (SOP) penanggulangan bencana kebakaran

Pasar Induk Gedebage telah mengalami tiga kali kebakaran selama berdiri. Kebakaran pertama terjadi pada 2015 lalu, sementara kebakaran kedua terjadi pada Minggu (15/7/2018). Peristiwa ini terulang kembali pada Senin (3/9/2018) kemarin.

"Pasar ini dikelola swasta. Saya menyesalkan tata cara pengelola yang tidak memiliki pengamanan standar dalam penanggulangan bencana kebakaran," kata Emil saat meninjau lokasi kebakaran Pasar Gedebage, Selasa (4/9/2018).

Emil menyebutkan, lahan Pasar Induk Gedebage seluas 12 hektare ini dikelola oleh dua perusahaan yakni PD Pasar dan PT Ginanjar. Namun, peristiwa kebakaran yang selalu terjadi di Pasar Gedebage berada di wilayah pengelolaan PT Ginanjar. 

"Nah, kebakaran yang selalu terjadi ini berada di wilayah pengelolaan PT Ginanjar. Saya meminta pertanggungjawaban dari PT Ginanjar untuk memberikan tanggung jawab terhadap situasi," ujar dia. 

Emil mengungkapkan, peristiwa kebakaran yang kembali terulang di Pasar Induk Gedebage ini akibat tidak profesionalnya pengelolaan oleh PT Ginanjar. Padahal kata Emil, para pedagang telah membeli 152 kios dengan harga yang tidak sedikit, yakni mencapai Rp50 juta-Rp70 juta. Kendati demikian, mereka tidak dilengkapi dengan kemananan dalam penanggulangan bencana kebakaran. 

"Padahal, kalau api masih kecil pedagang pasar bisa mengantisipasinya dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Nah, ini harusnya disediakan oleh pihak pengelola swasta," ujar dia. 

Selain itu, PT Ginanjar juga dinilai tidak bisa mengelola penataan pasar secara profesional. Misalnya jalur lalu lintas kendaraan yang harusnya bebas dari pedagang kaki lima (PKL) malah padat terisi oleh pedagang. “Sehingga, saat terjadi peristiwa kebakaran seperti ini seharusnya jalan bisa dilalui kendaraan damkar. Jadi intinya jangan hanya mengejar duit atau ekonomi tanpa memperhatikan keselamatan," ucap Emil. 

Emil menyebutkan, kebakaran yang terjadi Senin (3/9/2018) sore itu berdampak pada 300 pedagang yang berasal dari tiga blok. Kebakaran diduga berasal dari kios ayam yang sedang melakukan proses pembersihan. "Total yang terdampak akibat kebakaran pasar Induk Gedebage ini mencapai 300 pedagang terdiri dari 152 kios dan sisanya pedagang kaki lima," katanya. 

Emil berjanji akan memberikan tempat penampungan sementara kepada 300 pedagang yang menjadi korban kebakaran di Pasar Induk Gedebage. Nantinya, para pedagang akan ditempatkan di lahan milik PD Pasar yang berada di kawasan Pasar Induk Gedebage. "Nanti saya lay out langsung agar lokasinya nyaman bagi pedagang. Ini jangka pendeknya saja," kata dia. 

Seperti diketahui, Pasar Induk Gedebage di Jalan Soekarno Hatta terbakar sekitar pukul 16.55 WIB, Senin (3/9/2018) kemarin. Sekitar 300 kios milik pedagang yang berasal dari blok 6 dan 7 hangus terbakar. Kebakaran ini diduga dari ledakan kompor yang berasal dari kios ayam. 


Editor : Himas Puspito Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network