BANDUNG, iNews.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengingatkan seluruh penerima vaksin Covid-19 tak euforia berlebihan pascavaksinasi perdana di Jabar, Kamis (14/1/2021). Mereka diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini mengatakan, vaksinasi merupakan kunci untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 melalui pembentukan kekebalan kelompok atau herd immunity. Pemerintah pun terus berupaya mendatangkan vaksin maupun memproduksi vaksin sendiri di dalam negeri.
Kang Emil kembali meyakinkan bahwa vaksin Covid-19 Sinovac yang telah disuntikkan itu terbukti aman menyusul izin penggunaan darurat yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan halal berdasarkan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Adapun vaksin Sinovac yang bakal diproduksi PT Bio Farma, sudah menunjukkan perkembangan positif pada uji klinis tahap tiga. Sebagai relawan uji klinis vaksin Sinovac, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu mengaku bahwa antibodinya kini meningkat hingga 99 persen pascadua kali disuntik vaksin asal China itu.
"Darah saya sekarang sudah terkandung antibodi 99 persen. Padahal baru bulan Maret nanti akan diumunkan," kata Kang Emil dalam keterangan resminya, Jumat (15/1/2021).
Menurut Kang Emil, puncak keberhasilan vaksin Sinovac yang telah disuntikkan kepada para penerima vaksin baru akan mencapai puncaknya pada tiga bulan setelah penyuntikan kedua atau 14 hari setelah penyuntikan pertama.
Dia menyebut, penyuntikan dosis pertama merupakan perkenalan vaksin terhadap tubuh, sedangkan dosis kedua pembentukan antibodi. "Tiga bulan setelah penyuntikan kedua adalah masa panen antibodi," tutur Kang Emil.
Oleh karenanya, Kang Emil mengingatkan para penerima vaksinasi Covid-19 tak lantas bereuforia berlebihan yang dikhawatirkan menyebabkan kelalaian dalam menerapkan prokes 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangah dengan sabun. "Jadi, jangan setelah divaksin pertama langsung euforia, lalu terjadi kelalaian 3M, itu yang saya khawatirkan," ucapnya.
Kang Emil mengemukakan, hingga kini, masih ada masyarakat yang ragu terhadap efektivitas vaksin, sehingga enggan untuk divaksin. Karenanya, Kang Emil meminta semua pihak, termasuk media massa mengampanyekan program vaksinasi Covid-19 yang akan diberikan kepada masyarakat umum pada April 2021 mendatang.
"Saya berharap kepada media, sambil menunggu penyuntikan ke masyarakat April atau paling cepat Maret mendatang, media lebih banyak informasikan berita baik. Saya pribadi sudah lelah dengan berita buruk tentang Covid-19 ini, mudah-mudahan tahun 2021 lebih banyak berita baiknya," ujar Kang Emil.
Kang Emil juga menegaskan bahwa saat ini merupakan situasi darurat perang melawan Covid-19. Jika masyarakat tidak mau mengikuti vaksinasi, kata Kang Emil, maka korban akan semakin bertambah.
"Makanya, dalam situasi darurat ini, vaksin menjadi wajib bagi mereka yang memenuhi kriteria. Yang tidak wajib itu yang sudah pernah kena Covid-19 karena di dalam tubuhnya sudah ada antibodi. Kedua, yang komorbidnya banyak," katanya.
Diketahui, Indonesia telah memulai vaksinasi Covid-19 yang ditandai dengan penyuntikan vaksin Sinovac kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya serta sejumlah tokoh masyarakat di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/1/2021) lalu.
Di Jabar, vaksinasi Covid-19 telah dilaksanakan di tujuh kabupaten/kota. Di tingkat Provinsi Jabar, sejumlah tokoh mulai Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum hingga para tokoh masyarakat dan agama menjalani vaksinasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, Kamis (14/1/2021) kemarin.
Editor : Agus Warsudi
jawa barat vaksin kehalalan vaksin suntik vaksin gubernur jawa barat ridwan kamil vaksin covid-19 fatwa vaksin covid-19 vaksinasi covid-19 Vaksin sinovac EUA Vaksin
Artikel Terkait