Pembeli sedang memilih peuyeum bendul yang tergantung di kios tepi Jalan Raya Pureakarta-Bandung, Kampung Bendul, Kecamatan Sukatani Purwakarta. Saat libur panjang peuyeum bendul laris manis. Foto/SINDOnews/Asep Supiandi

BANDUNG, iNews.id - Kekhasan suatu daerah tentu sangat beragam, terutama cendera mata atau oleh-oleh. Di Purwakarta, banyak buah tangan yang direkomendasikan dibawa untuk keluarga dan kerabat.

Salah satunya, peuyeum bendul atau tapai singkong. Penganan ini sudah melegenda. Konon sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Peuyeum bendul tak kalah legit dari peuyeum Bandung.

Penganan ini terbuat dari singkong pilihan yang difermentasi sehingga menjadi tapai empuk, manis, dan beraroma kuat. Berbeda dengan peuyeum Bandung yang berukuran kecil-kecil, peuyeum bendul justru berukuran jumbo.

Nama bendul berkaitan dengan sentra perajin peuyeum yang berada di Desa Bendul, Kecamatan Sukatani. Untuk sampai ke Desa Bendul, saat keluar Tol Jatiluhur, dari lampu merah Anda ambil jalur ke kanan, arah Plered.

Untuk mencapai sentra peuyeum bendul ini memang agak jauh. Dari lampu merah tadi sampai Desa Bendul berjarak sekitar 6 kilometer. Begitu tiba di Desa Bendul, Anda akan langsung melihat kios-kios yang menjajakan peuyeum bendul berjejer di tepi kanan Jalan Raya Purwakarta-Bandung.

Soal harga sangat ramah untuk kantong. Satu kilogram peuyeum bendul hanya dibanderol Rp13.000. Harga itu sepadan dengan citra rasa dan nilai legenda yang disandang peuyeum bendul.

Di kios-kios sepanjang Jalan Raya Purwakarta-Bandung itu, tidak hanya menjajakan peuyeum, tetapi juga berbagai produk olahan dari penganan lain. Salah satunya colenak singkatan dari dicocol enak.

Colenak pengananan olahan tapai singkong bakar bertoping parutan kelapa dan gula merah plus kacang tanah. Perpaduan rasa khas tapai singkong dengan manisnya gula merah serta gurihnya kacang tanah serta parutan kelapa, membuat lidah bergoyang. Harga colenak juga bersahabat, hanya Rp7.500 per kotak

Bisa dibilang dua penganan ini memiliki cita rasa bintang lima, harga kaki lima. Sangat cocok untuk oleh-oleh di saat libur panjang ini.

Salah satu penjaja peuyeum Bendul dan colenak, Erna (40) mengatakan, pengunjung yang membeli oleh-kleh khas Purwakarta ini termasuk tinggi. Biasanya pengunjung ramai di akhir libur panjang. "Sebagian besar dari Jakarta. Mereka suka dengan peuyeum bendul," kata Ema.

Ema sedikit bercerita tentang kondisi usahanya di masa pandemi Covid-19. Ada pengalaman pahit ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan beberapa waktu lalu. Hampir semua dagangan tak terjual lantaran tak ada satu pun pengunjung yang datang.

"Saya masih ingat ketika Idul Fitri sekitar Mei atau bertepatan dengan PSBB. Saya mengalami kerugian cukup besar dan hampir saja gulung tikar karena tak ada pembeli. Seharusnya momentum Idul Fitri peuyeum bendul laris manis," ujar Ema.

Usaha Ema berangsur pulih saat Idul Adha. Satu per satu pelanggan yang dulu menghilang kembali berdatangan. "Di saat tidak ada pembeli, kami berusaha sekuat tenaga untuk bertahan. Mudah-mudahan libur panjang ini bisa mengganti omzet saya yang hilang saat lebaran lalu," harap Ema.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network