CIANJUR, iNews.id - Seorang mantan teroris di Kabupaten Cianjur mengaku kapok dan menyesal telah bergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dialah Ustaz Diansyah Permana, yang sempat mendekam selama 22 bulan di dalam penjara karena aktivitasnya sebagai pendoktrin dan perekrut bagi organisasi teroris tersebut.
Penangkapan dirinya oleh Densus 88 pada tahun 2018 lalu dan berakhir dengan hukum penjara di Rumah Tahanan Polda Metro Jaya dan Lembaga Pemasyarakatan Cianjur, menjadikan Ustaz Diansyah tersadar akan kesalahannya bahwa aksi terorisme tidak benar dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam kesempatan itu, Ustaz Diansyah menceritakan pengalamannya dengan harapan bisa menjadi cermin bagi orang lain agar tidak melakukan kesalahan yang dilakukannya. Awalnya dia bergabung dengan kelompok JAD pada tahun 2011 yang termotivasi oleh fenomena revolusi di Suriah hingga merasa iba melihat penderitaan yang dialami para korban kemanusiaan di Timur Tengah.
Di situlah Ustaz Diansyah tertarik pada dunia jihad yang kemudian berbaiat untuk bergabung dengan kelompok JAD yang berafiliasi ke ISIS. Setelah bergabung, dia menggali ajaran-ajaran dari kelompok tersebut secara mandiri sampai akhirnya bisa merekrut anggota lainnya. Ketika itu Ustaz Diansyah berhasil merekrut sebanyak 150 orang.
"Awalnya kelompok ini merupakan bagian dari ajaran Islam. Tapi ternyata bukan ajaran Islam yang mereka pakai, melainkan hanya simbol-simbol Islam yang mereka pakai. Tindakan mereka tidak dibenarkan oleh Islam sehingga saya menyesali terhadap apa yang dia percayai selama bergabung dalam JAD," kata dia.
Pada tahun 2020 diansyah bebas dan kembali bisa menghirup udara segar dan hingga kini bertaubat. Saat ini Ustaz Diansyah mengabdikan diri sebagai guru pengajar di Pondok Pesantren Darussalamah Al-Mubarok milik mertuanya, Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Cianjur.
Dia juga mengajak kepada orang-orang yang memilik paham tersebut untuk kembali ke jalan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Ustaz Diansyah juga mengecam dengan aksi-aksi teror yang terjadi belakangan ini, seperti di Makassar dan penyerangan di Mabes Polri.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait