BANDUNG, iNews.id - Pemprov Jawa Barat berupaya melakukan percepatan pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) seiring penetapan pembangunan tol penghubung Bandung-Cilacap itu sebagai proyek strategis nasional oleh pemerintah pusat. Untuk itu, Pemprov Jabar melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jasa Sarana, bergabung dengan konsorsium pembangunan Tol Getaci.
Konsorsium pembangunan tol tersebut saat ini beranggotakan PT Jasa Marga, PT Daya Mulia Turangga-PT Gama Group, PT PP (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
"(Pembangunan) Tol Bandung-Cilacap sudah mulai digelar tahun ini. Kami menjadi bagian dari Badan Usaha Jalan Tol. Target awal pembangunan mulai dari Bandung sampai Tasikmalaya. Kita optimistis karena pemerintah sudah memprioritaskan proyek ini," kata Direktur Utama PT Jasa Sarana Hanif Mantiq di Bandung, Kamis (3/2/2022).
Sebagai informasi, Tol Getaci melintas di dua provinsi, yaitu Provinsi Jabar sepanjang 171,40 km dan Provinsi Jawa Tengah sepanjang 35,25 km dengan total panjang 206,65 km.
Nanti, pembangunan Tol Getaci terdiri atas dua tahap dengan nilai investasi sebesar Rp56,2 triliun. Tahap pertama Seksi 1 dan Seksi 2, mulai dari Junction Gedebage-Simpang Susun (SS) Tasikmalaya (94,22 km).
Konstruksi mulai dilaksanakan pada 2022 sampai selesai 2024. Adapun tahap 2, yakni Seksi 3 dan Seksi 4, mulai dari SS Tasikmalaya-SS Cilacap (112,43 km) pada 2027. Pembangunan tol ini diperkirakan selesai pada 2029.
Hanif menyatakan, selain akselerasi Tol Getaci, menargetkan untuk mengakselerasi sejumlah proyek infrastruktur pada 2022, seperti penyelesaian Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo, Bogor, rumah sakit, hingga instalasi pengolahan limbah.
"Kami berharap penyelesaian Tol Cisumdawu segera dipercepat seiring dengan mulai beroperasinya seksi I Cileunyi-Pamulihan," ujar Hanif Mantiq.
Proyek infrastruktur yang tak kalah penting, tutur Hanif, adalah pengoperasian TPPAS Nambo untuk mengelola sampah di kawasan Bogor Raya dan Tanggerang Selatan yang ditargetkan bisa beroperasi pada 2022 ini. "Target kami semester 1 2022 sudah bisa beroperasi sebagian, nanti full-nya di akhir tahun," tuturnya.
Selain proyek infrastruktur tersebut, pihaknya juga mendapatkan penugasan untuk menggelar pembebasan lahan dan penyusunan details engineering design (DED) Jalan Tengah Selatan (JTS) yang sudah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jabar Bagian Selatan.
"Kita persiapan untuk pembangunan JTS, tugas Jasa Sarana membebaskan lahan dan menyusun DED, belum masuk ke konstruksi," ucap Direktur Utama PT Jasa Sarana.
Menurut Hanif, percepatan pembangunan sejumlah proyek infrastruktur tersebut sudah ditunggu masyarakat. Masyarakat, kata Hanif, berharap urusan sampah segera tuntas, termasuk penyelesaian Tol Cisumdawu dan pembangunan Tol Getaci.
"Masyarakat antusiasmenya tinggi untuk penyelesaian proyek-proyek itu. Berbagai kesiapan sudah kami tempuh, baik dari segi alternatif skema bisnis, pembiayaan dan penentuan partner yang akan bekerja sama tentu saja terus dilakukan berdasarkan kaidah manajemen risiko dan good corporate governance yang berlaku," paparnya.
Hanif berharap, dengan akselerasi sejumlah proyek infrastruktur tersebut, kinerja korporasi pun bisa lebih moncer dibandingkan tahun sebelumnya. Hanif menyebutkan, meski dilanda pandemi, Jasa Sarana masih bisa meraup kenaikan pendapatan hampir tiga kali lipat pada 2021 lalu.
"Target perusahaan tahun ini bisa lebih baik, pendapatan kita tahun lalu itu hampir Rp200 miliar, naik tiga kali lipat, mudah-mudahan tahun ini bisa lebih baik lagi, seiring pemulihan ekonomi," tandasnya.
Editor : Agus Warsudi
Tol Getaci gedebage pintu tol gedebage kabupaten tasikmalaya Kota Tasikmalaya cilacap pemprov jabar program pemprov jabar jalan tol pembangunan jalan tol
Artikel Terkait