SUKABUMI, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa berkekuatan magnitudo 4,9 di selatan Sukabumi pada Minggu (28/7/2019) malam, merupakan gempa bumi dangkal. Terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengatakan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut berkedalaman dangkal.
"Akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia," kata Triyono dalam siaran pers yang diterima iNews.id, Senin (29/7/2019).
Menurut dia, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan obliq naik (thrust- oblique).
Dampak gempa berdasarkan laporan masyarakat dirasakan di Pelabuhan Ratu, Cisolok, Malingping dan Sukabumi Selatan dalam skala intensitas III MMI. Kemudian di Depok, Tangerang, Serang, Rangkasbitung, Sawarna, Panggarangan, Menes, Carita dan Munjul II-III MMI.
Gempa juga terasa di Lembang, Jakarta dan Karawang II MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami," ujar dia.
Masyarakat diimbau tenang, jangan terpengaruh isu yang belum pasti kebenarannya. Warga juga diminta mengecek kondisi rumah dan ketahanan bangunan terhadap gempa untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 4,9 mengguncang selatan Sukabumi. Hasil analisis BMKG menunjukkan episenter gempa terletak pada koordinat 7,39 LS dan 105,98 BT, atau tepatnya di laut pada jarak 76 km arah Barat Daya Kota Pelabuhan Ratu.
Editor : Andi Mohammad Ikhbal
Artikel Terkait