BANDUNG, iNews.id - Kuasa hukum Yosep semakin yakin kliennya tidak terlibat dalam kasus pembunuhan Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu di Jalancagak, Subang. Keyakinan itu berdasarkan sketsa wajah diduga pelaku yang dirilis Polda Jabar beberapa waktu lalu.
Selain itu, Menurut Rohman Hidayat selaku kuasa hukum Yosep, alibi berdasarkan keterangan saksi-saksi dan posisi kilennya jelas tidak ada di tempat kejadian perkara (TKP) saat peristiwa pembunuhan itu terjadi.
"Sejak awal sudah saya sampaikan bahwa alibi yang dimiliki oleh Pak Yosep kuat. Bukan karena keterangan Pak Yosep, tapi keterangan saksi-saksi. Pada saat kejadian, posisi Pak Yosep jelas ada di mana dan disampaikan oleh saksi-saksi. Bukan oleh pendapat saya atau Pak Yosep, tapi saksi saksi," katanya.
Lebih lanjut Rohman menyatakan, meskipun hadirnya sketsa wajah terduga pelaku yang sudah dirilis Polda Jabar, pihaknya tidak ingin masuk ke ranah penyidikan yang kini ditangani Polda Jabar.
"Saya tidak mau masuk ke ranah penyidikan, yang jelas saya dari pihak Pak Yosep dan Pak Yoris berharap bagaimana penegakan hukum dilakukan mengingat waktu sudah hampir lima bulan dan tentunya masyarakat pun menunggu jawaban (pelaku pembunuhan)," tuturnya.
Dia pun mencurigai figur lain, yakni kepala sekolah Yayasan Bina Prestasi Nasional yang dipimpin oleh Yoris. Diketahui, korban Tuti Suhartini sendiri menjabat bendahara dan Amelia Mustika Ratu sebagai sekretaris di yayasan tersebut.
Rohman mengungkapkan bahwa pengunduran diri kepala sekolah terjadi di saat Yosep dan Yoris tengah berupaya kembali mengaktifkan yayasan setelah lama tidak beroperasi pascaperistiwa pembunuhan sadis tersebut terjadi.
"Perlu dicurigai bahwa kepala sekolah mengundurkan diri di saat operasional sekolah mau jalan lagi. Pak Yosep dan Pak Yoris turun tangan langsung (mengaktifkan operasional sekolah), tapi beliau mengundurkan," ujar Rohman melalui sambungan telepon selulernya, Jumat (7/1/2021).
"Kabar ini baru saya terima dari Pak Yosep bahwa dia mengundurkan diri dengan alasan tidak jelas. Ini perlu dicurigai karena kalau tidak ada apa-apa, mengapa dia mengundurkan diri," ujarnya.
Kembali ke masalah Danu, Rohman mengatakan bahwa secara kondisi kejiwaan, Danu terbilang normal saat sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi.
Hal itu menjadi jawaban Rohman saat disinggung kabar terkait hasil pemeriksaan yang menyebutkan Danu mengalami gangguan psikologis. Diketahui, dalam kabar yang beredar, hasil tes psikologis menyebutkan bahwa Danu kini mengalami gangguan kejiwaan.
"Saya tidak mengetahui hasil tes psikologi, tapi saya sempat mendengar, katanya saat Pak Danu digeledah, ada denah Jalan Cagak, benar tidaknya saya tidak tahu karena itu hanya selentingan. Pada saat sebelum kejadian sih tidak ada hal-hal yang mencurigai, saya juga kan harus objektif," ucapnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait