GARUT, iNews.id - Pascawarga satu kampung positif terpapar Covid-19, masyarakat Desa Hegarmanah, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat gotong royong membuat ruang isolasi sederhana di balai desa. Pemkab Garut akan menjamin kebutuhan makan dan minum warga selama kampung tersebut di-lockdown.
Klaster Kampung Banjarsari ini terjadi setelah puluhan warga terkonfirmasi positif Covid-19 akibat tertular dari salah seorang pemudik.
Dari total 37 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19, ruang isolasi di desa ini akan ditempati oleh 35 orang tanpa ada gejala. Sedangkan dua warga lain kini masih dilakukan perawatan secara intensif di RSUD dokter Slamet Garut karena mengalami gejala berat.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengatakan, meski Pemkab Garut telah menyiapkan ruang isolasi di sejumlah rumah sakit rujukan. Namun karena permintaan masyarakat, akhirnya dibuat ruang isolasi di aula balai desa.
Pemkab Garut terus melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 baik di Kampung Banjarsari maupun wilayah lain. "Pemerintah kabupaten Garut menjamin makan minum warga kampung tersebut selama dilakukan lockdown," kata Hilmi.
Diberitakan sebelumnya, kasus penyebaran Covid-19 di kampung ini diduga kuat karena ada warga yang pulang mudik lalu sakit dan dijenguk para tetangga.
Sementara itu, berdasarkan data dari satuan penanganan Covid-19 Kabupaten Garut hingga Sabtu (22/5/2021) pagi ini, total warga Garut yang terkonfirmasi Covid-19 selama pandemi melanda sebanyak 9.291. Sebanyak 449 pasien menjalani isolasi mandiri, 123 isolasi di rumah sakit, 8.323 sembuh/ dan 396 meninggal dunia.
Warga sekampung di Desa Hegarmanah, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, terkonfirmasi positif Covid-19. Warga yang terpapar Covid-19 sebanyak 37 orang itu akhirnya harus isolasi di dalam kampung dan di rumah sakit.
"Sekarang (positif) 37 orang, yang dua di Garut (di rumah sakit), yang 35 di kampung tersebut," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, Jumat. (21/5/2021).
Dia menuturkan, kemunculan kasus tersebut bermula dari beberapa orang, kemudian bertambah ada 24 orang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga dilaporkan terakhir mencapai 37 orang di kampung itu.
Sebanyak dua orang, kata dia, harus menjalani perawatan medis di rumah sakit karena kondisi kesehatannya sedang dan berat, sedangkan warga lainnya memilih menjalani isolasi di kampungnya.
"Sebelumnya informasinya hanya 24 orang yang dua orang dirawat di Garut karena gejalanya sedang berat," katanya.
Terkait awal mula penularan kasus itu, Helmi menyatakan belum dapat diketahui karena petugas medis di lapangan masih melakukan penelusuran dan pemeriksaan kesehatan terhadap orang yang sudah kontak fisik dengan pasien positif.
Menurut dia, dugaan sementara akibat penularan dari kontak warga lokal, namun orang pertamanya dari mana perlu ditelusuri.
"Klaster dari mana ini belum jelas, petugas sedang menelusuri," ujarnya.
Dia menyampaikan, Pemkab Garut sudah melakukan antisipasi apabila terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dengan menyiapkan ruang dan tempat tidur untuk perawatan pasien.
Termasuk warga di satu kampung itu, kata dia, diminta untuk dirawat di rumah sakit, namun kebanyakan warga memilih isolasi untuk mendapatkan perawatan medis di kampungnya.
"Sudah kita siapkan tapi masyarakat menginginkan di tempatnya di kampungnya, maka dari puskesmas 'stand by' di lokasi," ucap Helmi.
Editor : Agus Warsudi
Covid 19 Covid Cluster Covid-19 Cluster Baru Covid-19 COVID-19 dampak pandemi covid-19 Dampak Covid-19 data covid-19 garut kabupaten garut
Artikel Terkait