KUNINGAN, iNews.id - Jelajah macan tutul betina bernama Rasi di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) semakin jauh. Pergerakan Rasi terus dipantau setelah dilepasliarkan pada awal Maret 2022 lalu.
Dengan pergerakan Rasi yang sudah semakin masuk ke hutan, diharapkan akan segera bertemu dengan Slamet Ramadan, pejantan yang lebih dulu datang ke TNGC.
Berdasarkan sinyal dari GPS Colar yang dipasang di leher Rasi, pada pekan pertama dan kedua, pergerakan Rasi masih seputaran kandang habituasi. Hal itu dinilai wajar, mengingat insting sang predator yang masih terbiasa dengan kandang habituasi yang dihuni selama 30 hari, sebelum dilepasliarkan.
“Setelah 1 bulan pascarelease Rasi, pergerakannya menunjukkan ke arah lebih masuk ke kawasan dan semakin meluas. Rasi makin pede", kata Kepala Balai TN Gunung Ciremai Teguh Setiawan dalam keterangan tertulis yang diterima MPI, Kamis (7/4/2022).
Ketua tim Macan Tutul (Matul) TN Gunung Ciremai Robi Gumilang menjelaskan, pemantauan posisi Rasi terus dilakukan setiap hari. Hal itu untuk mengetahui blok mana saja yang sudah dilalui Rasi.
“Dari hasil pemantauan, pada 5 April 2022 kemarin, Rasi sudah memasuki zona rimba dengan ekosistem hutan alam,” kata dia.
“Harapan pertemuan dengan pejantan bisa segera terjadi untuk melakukan perkawinan agar spesies kunci ini terus berkembang populasinya sebagai top predator. Jadi penyeimbang dalam kehidupan ekosistem di kawasan hutan TN Gunung Ciremai,” kata dia.
Sementara, merujuk beberapa literatur, daerah jelajah macan tutul Jawa mencapai jarak 10-15 km, tergantung dari jumlah individu yang ada. Semakin banyak individu Macan Tutul Jawa yang menghuni hamparan kawasan hutan, daerah jelajahnya akan semakin kecil.
Macan Tutul Jawa sendiri merupakan jenis satwa soliter yang tidak membentuk suatu kelompok seperti halnya jenis mamalia lain. Fakta tersebut sekaligus menepis kekhawatiran masyarakat mengenai pergerakan Rasi yang cenderung ke arah permukiman warga.
Sebagai salah satu satwa liar, secara naluri macan tutul akan memilih untuk menjauhi dari manusia dan mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait