BANDUNG, iNews.id - Bahasa Sunda mendapat sorotan tajam Ketua Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran (Unpad) Ganjar Kurnia. Dia menyebutkan, kondisi bahasa itu kini semakin mengkhawatirkan dan semestinya ada upaya nyata dari pemerintah agar warga Jawa Barat tak kehilangan jati diri.
"Disebut mengkhawatirkan menurut saya iya, mungkin enggak bagi pemerintah. Coba kita lihat sekarang di Jabar seperti tidak di Jawa Barat, seperti di Inggris aja. Kompleks perumahan pakai bahasa Inggris. Kenapa enggak pakai bahasa Sunda," kata Ganjar pada acara Pasanggiri Tarucing Cakra di Graha Sanusi Unpad, Jalan Dipati Ukur, Kota Bandung, Rabu (22/2/2023).
Kondisi mengkhawatirkan ini ditambah tak ada upaya nyata dari pemerintah. Mestinya ada langkah strategis dan masif yang dilakukan pemerintah. Beberapa daerah sudah memiliki perda, namun tidak ada realisasi di lapangan. Mestinya Perda tersebut menjadi acuan pengembangan bahasa Sunda.
"Ini tanggung jawab siapa. Kan ada perda. Di situ sudah jelas ini pekerjaan siapa. Kita juga bisa lihat di UU No 5/2017 bahwa urusan memajukan kebudayaan itu ada di pemerintahan," kata Ganjar.
Menurut dia, belum ada tindakan nyata yang dilakukan pemerintah secara implementatif. Misalnya soal kebijakan toponimi, mestinya bisa lebih dipertegas agar hasil yang didapatkan bisa maksimal.
"Jadi pemerintah apa yang sudah dilakukan. Sejauh ini hanya kesadaran dan jalan sendiri. Kita ini mau panen, tapi enggak mau nyawah," ujar dia.
Sementara itu, pada acara Pasanggiri Tarucing Cakra digelar dalam bentuk mengisi teka teki silang bahasa Sunda. Diikuti berbagai kalangan dari dosen, mahasiswa, dan pelajar.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait