Kendaraan menembus banjir di Jalan Soekarno-Hatta, Gedebage, Kota Bandung, Kamis (24/12/2020) malam. (Foto: Antara)

BANDUNG, iNews.id - Pakar tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Denny Zulkaidi menilai upaya Pemkot/Pemkab Bandung, Pemkot Cimahi, dan Pemkab Bandung Barat dalam mengatasi bencana banjir masih kurang. Salah satu indikatornya, jika air tetap menggenang sampai 8 jam atau satu hari, berarti perlu peningkatan penanganan. 

"Upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Bandung atau wilayah di Bandung Raya seperti Cimahi, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung masih kurang," kata Denny, Sabtu (26/12/2020). 

Menurut dia, Kota Bandung berada di kawasan cekungan membuat limpasan air semakin banyak. Sehingga, kalkulasi ulang mengenai potensi volume dan wilayah rawan banjir perlu dilakukan.

"Dinas PU (Pekerjaan Umum) harus punya perhitungan baru terkait kebutuhan atau penyediaan drainase, menambah sumur resapan, biopori atau kolam retensi karena yang penting itu kapasitasnya, supaya mampu menampung jumlah debit air," ujarnya.

Wali Kota Bandung Oded M Danial mengatakan, Pemkot Bandung telah menyiapkan rumah susun (rusun) untuk warga yang rumahnya terdampak banjir. Di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar, empat kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak tergerus air Sungai Citepus. 

"Dari empat KK di sana, kami tawarkan hanya satu KK yang siap pindah ke rusun. Ini persoalannya. Pemerintah sudah menyiapkan infrastruktur. Masyarakat juga harus mengerti," kata Oded. 

"Saya sudah sampaikan imbauan itu kepada camat dan masyarakat sebelum hujan besar, masyarakat harus tetap waspada menghadapi musim penghujan ini, terutama warga di bantaran sungai," ujarnya.

Oded mengklaim bahwa genangan air di sejumlah wilayah Kota Bandung cepat surut. Kondisi tersebut menjadi indikator semua infrastruktur pengendali banjir berfungsi optimal.

Meski demikian, Wali Kota Bandung menuturkan, pemkot bakal menambah infrastruktur lain, seperti menambah sumur imbuhan dalam semacam biopori di kawasan permukiman.

"Kalau hujan dengan debit air tidak terlalu besar saya kira itu sudah bagus. Ini kan (banjir pada Kamis 24 Desember 2020 malam terjadi) karena terlalu besar saja debit airnya," tutur Wali Kota.

Oded mengatakan, Pemkot Bandung telah membuat tol air. Saat ini tengah mengupayakan di sumur imbuhan dalam. "Artinya, upaya-upaya untuk menangani banjir itu kami lakukan dengan berbagai metodologi," kata Oded. 

Sementara itu, berdasarkan analisa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan lebat yang terjadi pada Kamis (24/12/2020) akibat melambatnya pola angin, sehingga awan hujan terkumpul di Bandung Raya. 

Namun, Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya lebih menyoroti potensi hujan dengan intensitas tinggi akibat cuaca ekstrem yang masih bisa terjadi. Dia pun mengimbau masyarakat mewaspadai potensi tersebut.

"Hingga Januari 2021, wilayah Jawa Barat bakal dilanda musim hujan. Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," kata Tony.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network