SUBANG, iNews.id - Tragedi di Tanjakan Emen yang mengakibatkan 27 orang tewas dan belasan luka pada Sabtu, 10 Februari 2018, masih menyisakan duka mendalam. Kecelakaan maut yang kerap terjadi membuat jalan ini dianggap horor. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya mengubah nama Tanjakan Emen di Kampung Cicenang, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar) itu menjadi Tanjakan Aman, Kamis (15/2/2018).
Perubahan nama itu ditandai dengan pemasangan sejumlah rambu lalu lintas dan lampu penerangan. Penamaan jalur tengkorak atau black spot yang kerap memakan korban itu menjadi Tanjakan Aman diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan doa bersama masyarakat Kampung Cicenang. Acara digelar di dekat lokasi kecelakaan maut bus Premium Passion bernopol F 7959 AA pada Sabtu, 10 Februari 2018 lalu.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setyadi mengatakan, untuk mencegah kecelakaan fatal dan menurunkan tingkat kecelakaan di jalan yang menghubungkan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Subang itu, Dirjen Hubdar Kemenhub, Dinas PU Bina Marga, dan Dishub Jabar memasang sejumlah rambu zefron dan lampu penerangan. Upaya ini diharapkan bisa mengantisipasi kecelakaan di jalur itu.
"Dengan terpasangnya rambu dan penerangan, serta perubahan nama dari Tanjakan Emen menjadi Tanjakan Aman, mudah-mudahan masyarakat dan pengemudi tahu bahwa di kawasan ini terdapat tanjakan, turunan, dan belokan-belokan tajam. Mudah-mudahan tak terjadi lagi kecelakaan di jalur ini," kata Budi.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Jabar juga akan membangun escape road di turunan Cicenang yang berada di kawasan Tanjakan Aman. Jika pengemudi merasakan ketidakberesan pada rem kendaraannya, mereka bisa masuk ke jalur itu sehingga kendaraan tidak melaju liar di jalur menurun.
Budi mengemukakan, kecelakaan baik yang memakan korban jiwa maupun luka-luka memang kerap terjadi jalur wisata tersebut. Dalam lima tahun terakhir, hampir setiap tahun terjadi insiden kecelakaan di jalan dengan kondisi menanjak, menurun, dan berbelok tajam itu. Namun, jumlah korban paling banyak terjadi pada Sabtu, 10 Februari 2018, hingga 27 orang tewas.
Berdasarkan penelusuran iNews.id, selain kecelakan pada Sabtu lalu, ada tujuh kecelakaan maut di Tanjakan Emen sejak tahun 2004. Pada 18 November 2004, kecelakaan menyebabkan tiga orang tewas karena bus pariwisata terbalik setelah berupaya menghindari tabrakan dengan sepeda motor. Pada 26 September 2009, sembilan korban tewas karena tabrakan antara bus yang membawa 47 orang warga Buaran, Serpong, Tangerang, dengan sedan.
Selanjutnya pada 7 Oktober 2011, empat orang tewas setelah bus pariwisata oleng dan terguling. Pada 1 Oktober 2012, empat turis dari Taiwan tewas setelah bus yang mereka tumpangi terguling. Kemudian, 17 Juni 2014, sembilan tewas karena bus pariwisata menabrak mobil. Pada 2 Agustus 2014, bus pariwisata menabrak sepeda motor dan mengewaskan satu pengendara sepeda motor. Lalu, 2 April 2017, dua mobil dan satu sepeda motor terlibat tabrakan beruntun hingga mengakibatkan pengendara motor tewas.
Editor : Maria Christina
Artikel Terkait