JAKARTA, iNews.id – Gunung Parang di Desa Sukamulya, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, tempat AKBP Andi Nurwandi jatuh saat panjang tebing belakangan ini memang hits di kalangan traveler milenial.
Tidak sedikit dari mereka mengincar gunung ini untuk melakukan wisata ekstrem, yaitu panjat tebing. Tempat ini tak hanya diincar wisatawan lokal, Gunung Parang juga diincar wisatawan mancanegara. Gunung ini cocok bagi mereka yang suka dengan tantangan penuh adrenalin.
Gunung Parang merupakan pegunungan batuan andesit purba yang terjadi dari sebuah proses intrusi, di mana magma membeku sebelum muncul ke permukaan untuk menjadi gunung api.
Gunung batu berketinggian 963 mdpl ini dengan diapit dua bendungan, yakni Jatiluhur dan Bendungan Cirata. Ternyata, gunung yang terletak di Kecamatan Tegalwaru ini memiliki mitos yang sudah melegenda. Masyarakat mengenal gunung tersebut dengan nama Gunung Barang.
Jika diamati dari cerita yang melegenda, banyak orang datang ke gunung ini untuk meminta diberikan banyak kekayaan dengan cara-cara gaib alias pesugihan. Bahkan, sampai saat ini mitos tersebut masih beredar di balik keindahan Gunung Parang.
Selain itu, terdapat juga beberapa legenda yang beredar di masyarakat mengenai Nyai Ronggeng, Ki Pat Tinggi, Ki Jonggrang dan Mbah Jambrong yang memiliki kaitan dengan Kerajaan Padjajaran.
Tak ayal, jika masyarakat sekitar Gunung Parang masih mempercayai hal-hal mistis, seperti teluh (santet), pesugihan, dan lain sebagainya di dunia yang serba modern seperti saat ini.
Gunung Parang merupakan gunung pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan jalur via ferrata setelah diresmikan di 2015 silam.
Keistimewaan lain dari Gunung ini adalah memiliki tiga puncak berbeda, yaitu tower I, tower II, dan tower III. Setiap puncak memiliki karakteristik berbeda sebagai jalur panjat tebing dan pendakian.
Keindahan gunung tersebut rupanya mengundang niat Kasubid Yanmas OA Baintelkam Mabes Polri AKBP Andi Nurwandi untuk menaklukkan gunung tersebut. Dia bersama anak dan adiknya mencoba menguji tantangan meniti tebing gunung tersebut.
Namun nahas, mantan Kapolres Padangsidimpuan, Sumatera Utara itu jatuh dari ketinggian sekitar 50 meter di Gunung Parang hingga tewas, Sabtu (14/12/2019) lalu. Dugaan sementara, tali sling pengaman yang dikenakan korban terputus. Korban pun menghantam pepohonan dan bebatuan di dasar gunung.
Kasatreskrim Polres Purwakarta AKP Handreas Adrian mengatakan, sebelum mendaki, korban bersama anaknya Rizqan (18) dan adiknya Aminullah Finaldi (3) sempat mendapat briefing mengenai tata cara prosedur pemanjatan.
Setelah itu, korban memulai pendakian di jalur yang ditempuh 300 meter. Tapi saat itu cuaca di sekitar Gunung Parang hujan, sehingga korban beristirahat bersama anak dan adiknya sebelum turun tebing.
“Saat hujan reda, korban turun pendakian dengan meniti anak tangga atau teknik via ferrata. Tak disangka, korban tergelincir dan jatuh dari ketinggian sekitar 50 meter,” katanya, Minggu (15/12/2019).
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait