KARAWANG, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan meresmikan investasi PT Nestlé Indonesia, perluasan kapasitas produksi, dan Instalasi Boiler Biomassa di Kabupaten Karawang, Selasa (7/6/2022). Instalasi Boiler Biomassa menggunakan bahan bakar sekam padi yang dibeli dari para petani di Jabar.
Dalam kegiatan itu, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan didampingi oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Mekop UKM) Teten Masduki, dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
Hadir pula, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia Siti Sufintri Rahayu, Business Executive Officer Beverages Business Unit PT Nestlé Indonesia Mirna Tri Handayani, dan Director of Sustainability PT Nestlé Indonesia Prawitya Soemadijo.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah mengapresiasi inisiatif Nestlé dalam memperluas investasi di Indonesia. Pemerintah terus mendorong masyarakat, sektor bisnis, dan industri untuk semakin memperkuat produksi dalam negeri demi semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama pascapandemi.
"Seperti yang diwujudkan Nestlé Indonesia dengan meningkatkan kapasitas produksi MILO dan menggunakan boiler biomassa. Semoga ini memberikan dampak positif bagi produksi nasional bahkan nantinya diharapkan dapat membanggakan Indonesia di kancah Internasional,” kata Menko Marves.
Menkop UKM Teten Masduki mengatakan, atas nama pemerintah memberikan apresiasi tinggi kepada PT Nestlé Indonesia yang telah memperluas kapasitas produksi dalam negeri. Hal ini sejalan dengan gerakan #BanggaBuatanIndonesia
"Selain itu, pengembangan dan pembangunan Boiler Biomassa untuk menggantikan energi yang lebih terbarukan ini adalah sebuah langkah baik. Apalagi Karawang memang merupakan produsen padi sehingga pemanfaatan limbah padi ini juga akan menambah pendapatan bagi kesejahteraan petani,” kata Teten.
Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar mengatakan, sejak 1971, Nestlé Indonesia berkomitmen untuk selalu berinvestasi di Indonesia dengan fokus menggunakan sebanyak mungkin bahan baku lokal.
Nestle, kata Ganesan Amplavanar, juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Hari ini, Nestlé Indonesia memperkuat komitmen ini dengan berinvestasi senilai Rp368 miliar untuk penambahan instalasi mesin proses Vacuum Band Dryer (VBD 2).
"Untuk mencapai emisi net zero pada 2050, Nestlé Indonesia juga berinvestasi dalam penggunaan boiler biomassa yang mengolah sekam padi untuk menghasilkan uap yang menggantikan LNG di Pabrik Nestlé Karawang, Jawa Barat," kata Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia.
Ganesan Ampalavanar menyatakan, sangat bangga, melalui investasi ini, Nestlé MILO kini akan diproduksi 100 persen di Indonesia. Hal ini juga merupakan kontribusi kami dalam mendukung gerakan #BanggaBuatanIndonesia dari pemerintah.
Selain itu, ujar Ganesan, Nestlé juga fokus dalam penanganan perubahan iklim menuju tujuan mencapai nol emisi pada 2050. Karena itu, Nestlé memanfaatkan boiler biomassa sebagai penghasil energi terbarukan bagi pabrik.
Nestlé bekerja sama dengan para petani, mitra industri, pemerintah, organisasi non-pemerintah hingga konsumen dalam bertindak bersama menjalankan upaya ini.
“Investasi melalui VBD 2 ini diperkirakan dapat meningkatkan kapasitas produksi Nestlé MILO sebanyak dua kali lipat produksi per tahun. Sehingga ke depan, peningkatan kapasitas produksi diharapkan dapat mendorong Nestlé menjadi pasar ekspor negara lain sekaligus memberikan dampak positif jangka panjang bagi perekonomian Indonesia,” ujar Ganesan.
Ganesan Apalavanar menuturkan, Jawa Barat, merupakan salah satu provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia. Boiler biomassa di Pabrik Nestlé Karawang memanfaatkan 8.880 ton sekam padi per tahun yang didapat dari petani padi di Jabar untuk mencegah sekam menjadi limbah pertanian atau dibakar.
Melalui penggunaan boiler biomassa ini, tutur Ganesan, Nestlé Indonesia dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 6.068 ton CO2e per tahun. Ini dapat membantu penghematan biaya energi (energy cost saving) sebesar 14 persen.
Bukan hanya itu saja, sisa pembakaran boiler biomassa akan dimanfaatkan menjadi pupuk organik dan akan diberikan kembali pada petani padi setempat. Ini sejalan dengan ambisi Nestlé dalam memelihara, melindungi, dan memulihkan lingkungan.
Peresmian boiler biomass ini merupakan kelanjutan dari kerja sama dengan PT Tasma Bioenergy Bioenergy (Berkeley Energy Commercial Industry Services – BECIS) untuk menggunakan energi terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari kegiatan operasional kami.
"Semoga kami bisa terus bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengurangi jejak lingkungan kami,” tutur Ganesan.
Editor : Agus Warsudi
luhut binsar pandjaitan menko kemaritiman luhut binsar pandjaitan Menkop UKM teten masduki Kabupaten Karawang
Artikel Terkait