BANDUNG, iNews.id - Presiden Joko Widodo resmi menunjuk Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) menggantikan Letnan Jenderal TNI (Purn) Terawan Agus Putranto.
Selain menjabat Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin juga dikenal dengan latar belakang sebagai seorang bankir. Dia juga pernah duduk sebagai direktur utama Bank Mandiri periode 2013-2016.
Analis Kebijakan Indonesia Strategic Institut (Instrat) Sidrotun Naim PhD MPA mengatakan, sepanjang sejarah Indonesia, menkes biasanya memang berlatar belakang dokter. Namun begitu, Indonesia pernah memiliki menkes yang berlatar belakang insinyur.
"Kita pernah punya menteri kesehatan yang berlatar belakang insinyur, yaitu Ir Mananti Sitompul. Beliau adalah Menteri PU (Pekerjaan Umum) merangkap Menteri Kesehatan pada Kabinet Darurat 1948," kata Sidrotun di Bandung, Selasa (21/12/2020).
Menurut Sidrotun, dalam kondisi berjibaku dengan pandemi Covid-19 saat ini, banyak juga negara yang memiliki menkes dengan latar belakang non-kedokteran-medis, di antaranya di Singapura, Selandia Baru, Jerman, Jepang, Australia, dan Thailand. "Di luar negeri sendiri, menkes dengan dengan latar belakang non-kedokteran-medis juga bukan hal yang baru," ujarnya.
Sidratun yang juga berprofesi sebagai seorang virolog itu menuturkan, belajar dari pandemi Covid-19, semua orang kini sama-sama belajar menghadapi berbagai persoalan yang diakibatkan oleh pandemi, mulai rumitnya jaminan dan pelayanan kesehatan hingga vaksin.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tutur Sidrotun, bukan hanya menghadapi persoalan pandemi Covid-19. Lebih jauh dari itu, Kemenkes juga harus mampu menangani layanan kesehatan secara keseluruhan, termasuk faktor non-medis.
Seperti sumber daya manusia (SDM), sistem pelayanan, pembiayaan, nutrisi, gizi, dan lainnya. "Jadi, cocok jika menteri kesehatan diisi oleh orang yang paham finance dan lobi internasional," tutur Sidrotun.
Sidrotun mengatakan, berdasarkan pengamatannya, Budi Gunadi Sadikin atau yang akrab disapa BGS itu sebagai sosok pembelajar cepat. Dia menilai, sosok seperti itu sangat dibutuhkan di masa pandemi saat ini.
"Beliau juga taktis, menghargai adanya argumen tetapi juga tahu kapan harus mengambil keputusan, mengeksekusi, dan tidak berlama-lama dalam berdiskusi," katanya.
Dia menyatakan, rumah sakit-rumah sakit BUMN yang tersebar di seluruh Indonesia sangat taktis menangani pandemi Covid-19. Hal itu, kata Sidratun, salah satunya karena faktor BGS sebagai Wakil Menteri BUMN.
Tidak hanya itu, sejumlah langkah eksekusi cepat di awal pandemi, seperti mengambil alat pelindung diri (APD) dari China, bahan baku obat dari India, dan lainnya juga karena adanya peran BGS dalam kapasitasnya sebagai Wakil Menteri BUMN, khususnya dalam mengerahkan Garuda Indonesia.
"Semoga dengan reshuffle kabinet ini, kita sama-sama berjuang menghadapi tahun 202 di bawah kepemimpinan yang lebih taktis dan dipercaya publik," ujar Sidrotun.
Selain BGS, Jokowi juga menunjuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut sebagai Menteri Agama, Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, dan Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.
Editor : Agus Warsudi
joko widodo presiden joko widodo kemenkes menkes menteri kesehatan kabinet Kabinet Baru Jokowi kabinet indonesia maju Budi Gunadi Sadikin
Artikel Terkait