Dedi Mulyadi berbincang dengan Mang Ganda, eks pedagang ciu. Mang Ganda mengaku tobat dan tak mau lagi berdagang ciu. (Foto: ISTIMEWA)

PURWAKARTA, iNews.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi gencar melakukan pendampingan terhadap aparat untuk memberantas peredaran ciu, miras, dan obat terlarang di pelosok desa. Aktivitas ini dilakukan Kang Dedi diawali oleh keprihatinan atas peristiwa dua remaja tewas akibat keracunan ciu di Sukatani, Kabupaten Purwakarta.

Selain itu, Kang Dedi menemukan kasus anak F (10) kecanduan ciu dan obat terlarang hingga kerap mengamuk dan melakukan pengancaman menggunakan senjata tajam golok. Kini F telah diselamatkan dan menjadi anak asuh Kang Dedi di Ponpes Cireok.

Salah satu penjual ciu yang digerebek Kang Dedi adalah rumah Rahmat Suganda alias Mang Ganda di Desa Cadassari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai kuli bangunan itu selama belasan tahun nyambi berjualan ciu.

Saat digrebek, Mang Ganda mengelak. Namun aparat berhasil menemukan sekitar empat dus berisi puluhan botol ciu yang disembunyikan di tumpukan genting di halaman rumah. Hal itu pun membuat Kang Dedi Mulyadi marah besar kepada Mang Ganda.

Belum lama ini Kang Dedi kembali mendatangi rumah Mang Ganda untuk memastikan apakah masih menjual miras atau tidak. Hasilnya tidak ditemukan apapun dan Mang Ganda mengaku telah bertobat.

Mang Ganda mengaku telah berjualan ciu sejak belasan tahun lalu dan sempat berhenti. Namun ia kembali aktif berjualan sekitar tujuh tahun silam.

“Jualan ciu sudah lama zaman warung belum dibongkar, terus lama berhenti, jualan lagi. Barangnya dari Abang itu,” ujar Mang Ganda dalam rilis yang diterima iNews.id, Rabu (2/3/2022).

Selama ini, Mang Ganda mendapat ciu dari seseorang bos yang dikenal bernama Abang dengan harga Rp400.000 per dus isi 24 botol. Ciu tersebut kemudian dijual kembali Rp25.000 per botol oleh Mang Ganda.

Dia sempat berhenti namun kembali berjualan karena takut kepada Abang tersebut. Mang Ganda bersyukur digerebek oleh Dedi Mulyadi sehingga kini dia tidak takut lagi kepada Abang. “Takut saya sama Abang. Tapi sekarang sudah tidak takut. Sekarang saya benar-benar tobat, insyaf,” kata Mang Ganda.

Menurut Mang Ganda, selama disuruh berjualan oleh Abang hidup menjadi tidak berkah. Bahkan Mang Ganda selalu was-was jika sewaktu-waktu digerebek oleh aparat. “Enggak berkah. Malah takut sama polisi,” ujarnya.

Kang Dedi Mulyadi mengatakan, kini kasus Mang Ganda telah ditangani oleh aparat Polres Purwakarta. Sosok Abang yang dimaksud rupanya seseorang yang meneruskan usaha milik oknum TNI, saat ini telah pindah.

“Si Abang itu sudah tidak akan berani lagi datang ke sini. Orang lembur mah jangan dagang ciu. Orang lembur mah dagang cingcau, cendol atau lahang. Sok rupa-rupa wae,” kata Kang Dedi.

Eks Bupati Purwakarta dua periode ini mengaku tak habis pikir dengan Mang Ganda yang telah menjual ribuan botol ciu kepada warga desa. “Pasti itu (miras) menyebabkan ada yang sakit, ada yang bertengkar bisa saling bacok, bisa jadi perkosaan. Bagaimana kalau ada karma ke diri sendiri?” ujarnya.

Belum lagi, tutur Kang Dedi, jika terjadi kasus seperti korban meninggal dunia pasti yang terkena dampak adalah pedagang pengecer seperti Mang Ganda. Sebab dari sejumlah kasus penjualan miras, ciu atau obat terlarang adalah sistem putus. Sehingga bos atau bandar miras, sulit terungkap.

Berjualan minuman keras, memang menguntungkan. Hanya bahan etanol dicampur air putih lantas dijual mudah membuat orang kaya. Setiap hari bisa terjual ribuan botol. Tetapi, menghancurkan masa depan banyak orang, melahirkan kejahatan, dan problem lingkungan. 

"Jadi bukan problem orang gampang dapat duit, tapi usaha itu menimbulkan kerugian bagi orang lain atau tidak. Buktinya Amang ini gak mau anaknya sendiri minum ciu,” tuturnya.

Kang Dedi meminta Mang Ganda tetap kooperatif menjalani proses yang kini sedang berlangsung. “Sok Amang nanti setelah proses benar-benar insyaf. Hasil akhirnya seperti apa kita serahkan ke kepolisian. Amang mau insyaf, Amang bertekad pasti saya bantu. Asal Amang punya tekad dan niat tidak mau lagi melakukan hal sama,” ucap Kang Dedi Mulyadi.

Terakhir, Dedi meminta aparat terus mengusut dan memberantas keberadaan ciu, miras dan obat terlarang yang kini mulai merasuki masyarakat desa di Jawa Barat.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network