Warga Desa Dawuan membawa jenazah Asep ke masjid untuk disalatkan. (Foto/MPI/Inin Nastain)

MAJALENGKA, iNews.id - Jenazah Asep Rudi Hendra, korban gempa Cianjur dimakamkan di kampung halamannya Desa, Kecamatan Dawuan, Jumat (25/11/2022) sekitar pukul 22.00 WIB. Tangis keluarga pecah, mengiringi prosesi pemakaman almarhum.

Jenazah almarhum Asep tiba di Desa Dawuan pada Jumat (25/11/2022) pukul 21.30 WIB. Almarhum terlebih dahulu dibawa ke balai desa setempat untuk selanjutnya disalatkan di Masjid Jamie desa tersebut. Saat tiba, jenazah dalam kondisi sudah terbungkus kain kafan warna putih.

Sebelumnya, jenazah sempat dievakuasi ke RSUD Sayang, Cianjur. Sejumlah warga terlihat sudah menunggu di balai desa. Saat tiba, almarhum disambut dengan ucapan innalilahi wa inna ilaihi rajiun dan tangis keluarga. Kemudian, jenazah diangkat ke dalam keranda ntuk selanjutnya disalatkan di masjid setempat.

Setelah disalatkan, jenazah Asep Rudi Hendra dimakaman di tempat permakaman umum (TPU) Desa Dawuan. Prosesi permakaman diiringi warga dan keluarga. Isak tangis keluarga almarhum pecah.

Diberitakan sebelumnya, Asep menjadi salah satu korban gempa bumi Cianjur. Saat kejadian, Asep sedang beristirahat di rest area tapal kuda. Almarhum berangkat dari kampung halaman menuju tempatnya bekerja di Tangerang.

"Informasi yang didapat, saat kejadian, korban sedang beristirahat di Rest Area wisata tapal kuda. Tujuan perjalanan (korban) menuju Kabupaten Tanggerang," kata Kepala BPBD Majalengka Iskandar Hadi.

Siti Soliha, istri almarhum Asep Rudi Hendra, mengatakan, suaminya menjadi salah satu korban meninggal saat hendak menjalankan kewajiban sebagai kepala rumah tangga, bekerja ke Tangerang.

Pada Senin (21/11/2022) pagi, sebelum kejadian, kata Siti Soliha, Asep berpamitan kepada untuk kembali ke Tangerang, bekerja bangunan. Selang berapa jam kemudian, Asep yang berangkat mengendarai sepeda motor beristirahat di Rest Area Tapal Kuda.

"Suami saya berangkat dari rumah jam 8, hari Senin. Suami saya mau ke Tangerang, karena memang kerjanya di sana sebagai kontraktor. Biasanya, suka lewat Cianjur gitu," kata Siti Soliha.

Berbeda dengan keberangkatannya sebelum-sebelumnya yang senantiasa mengirimkan kabar. Pada hari nahas itu, tak ada kabar apa pun setelah almarhum pamit berangkat.

"Setelah suami berangkat, gak ada kabar lagi. Biasanya suami selalu ngabarin. Misal lagi istirahat di mana, ngopi gitu. Tapi kemarin mah enggak," ujar Siti Soliha.

"Saya dapat informasi kalau ada peristiwa gempa di puncak. Nah di situ saya mulai khawatir. Lihat di pemberitahuan terakhir buka aplikasi WhatsApp, itu jam 13.02 WIB hari Senin tuh," tuturnya.

"Kemungkinan itu tuh mau ngabarin, tapi keburu ada peristiwa gempa itu. Benar saja. Hari ini saya dapat kabar dari desa kalau suami saya jadi korban gempa," ucap Siti Soliha.

Selama ini, almarhum rutin pulang tiap bulan, di hari Sabtu atau Minggu. Pada kepulangannya terakhir kemarin, almarhum sempat menyaksikan proses pertunangan salah satu anaknya.

"Pulang itu sebulan sekali. Nah kemarin kebetulan hari Minggunya ada acara tunangan anak. Tapi karena sudah ditelponin terus sama mandornya, jadi berangkat lagi hari Senin pagi," ujarnya.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network