BANDUNG, iNews.id - Komunitas dan organisasi kemasyarakatan (ormas) di Jawa Barat (Jabar) siap menangkal hoaks Pemilu 2024. Ini bentuk bela negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Kesiapan menjadi pilar terdepan mengantisipasi hoaks Pemilu 2024 disampaikan oleh komunitas dan ormas dari berbagai latar belakang profesi.
Tubagus Raditya Indrajaya, pengusaha muda, mengatakan, siap menjadi pilar terdepan dalam mengantisipasi beredarnya hoaks saat Pemilu 2024.
"Kami berkomitmen menjadi pilar terdepan dalam melawan hoaks. Kami menyadari pentingnya literasi digital dan transparansi informasi dalam membangun masyarakat cerdas dan terinformatif," kata Ketua Kadin Jabar, Senin (11/12/2023).
Tubagus Raditya menyatakan, menyambut inisiatif dan partisipasi aktif dari setiap anggota komunitas dalam mengidentifikasi, menyebarluaskan informasi yang benar.
"Ini sangat perlu karena mengedukasi masyarakat. Dengan bersama-sama, kami yakin dapat menciptakan lingkungan lebih aman dari dampak negatif hoaks," ujar Tubagus Raditya.
Tubagus Raditya juga berharap melalui kolaborasi dan edukasi berkelanjutan, masyarakat Indonesia dapat mengembangkan ketahanan informasi yang kuat.
"Dengan demikian, kita dapat mewujudkan masyarakat yang kritis, cerdas, dan mampu membedakan informasi yang benar dari yang tidak benar," tutur pengusaha yang akrab disapa Haji Didit ini.
Sementara itu, komunitas motor XTC, yang kini telah bertransformasi menjadi ormas, juga berkomitmen memberikan edukasi dan literasi antihoaks, terlebih saat Pemilu 2024.
Ketua XTC Indonesia Wilayah Jawa Barat M Dicky Fauzia Rachman mengatakan, XTC sangat komitmen dalam memerangi hoaks. "Langkah nyata yang selalu akan dilakukan yakni memberikan pemahaman kepada seluruh anggota, agar tidak mudah termakan isu-isu atau informasi hoaks.
Selalu memverifikasi informasi adalah sebuah langkah dalam mencari kebenaran dari sebuah berita atau informasi," kata Ketua XTC Indonesia Wilayah Jawa Barat.
"Di tahun politik ini, saya memberikan arahan kepada seluruh anggota untuk tidak saling sindir menyindir atau saling menyerang saat memiliki pandangan dan pilihan berbeda," ujar M Dicky Fauzia Rachman.
Komunitas XTC, tutur Dicky yang akrab disapa Beje, memberi edukasi kepada anggota untuk melihat dan mencari tahu informasi dari media media terpercaya dan tidak membantu menyebarkan berita berita yang ada di platform media sosial (medsos), seperti X, Facebook, Instagram, TikTok, Youtube, dan Whatsapp jika beritanya belum valid.
Generasi muda Indonesia harus fokus dan peduli akan politik. Berita yang tidak jelas (hoaks) yang menyuguhkan banyak perdebatan membuat minat generasi muda untuk mengenal politik menurun.
"Terus sosialisasi terhadap anak anak XTC generasi Z untuk peduli terhadap politik dan tertarik mengikuti politik di 2024 ini," tutur Beje.
Selain menyosialisasikan dan memberi arahan terhadap internal, kata Beje, XTC juga kerap memberikan pemahaman terkait hoaks kepada masyarakat.
"Kami setiap kegiatan eksternal, seperti baksos, seminar, dan kunjungan yang melibatkan warga lain di luar XTC, kami selalu menjelaskan tentang pentingnya paham di Pemilu di 2024 ini tentang berita hoaks terpecah belah, dan baper masalah beda pilihan. Itu selalu kita sosialisasikan, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa atau pemilih pemula," ucap Dicky Beje.
Menurut Beje, dinamika politik pada 2019, menjadi salah satu contoh nyata. Kala itu, pemilu menjadi sebuah peperangan bukan pesta demokrasi.
"Jadi kita harus belajar dari 2019 (Pemilu 2019). Jangan sampai pemilu bukan pesta demokrasi tapi war (peperangan). Jadi kita arahkan agar bisa menjadi pemilih smart, baik, dan profesional," ujar dia.
Editor : Agus Warsudi
antihoaks berita hoaks bahaya hoaks deklarasi antihoaks hoaks Hindari hoaks di pemilu 2024 pemilu 2024 pengawasan pemilu 2024
Artikel Terkait