CIANJUR, iNews.id - Warga di Kampung Ciseureuh, Desa Cimaragang, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, harus bertaruh nyawa saat melewati jembatan gantung yang nyaris putus. Jembatan itu merupakan akses satu-satunya menuju Kabupaten Garut di wilayah selatan.
Jika hujan turun dan sungai meluap sehingga jembatan tak bisa digunakan, warga terpaksa mencari jalan lain yang jaraknya mencapai puluhan kilometer untuk beraktivitas di wilayah Garut selatan.
Beginilah kondisi jembatan gantung Cilaki di Kampung Ciseureuh, Desa Cimaragang. Seusai diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu, jembatan gantung yang melintang di atas Sungai Cilaki ini nyaris putus.
Selain rusak akibat diterjang banjing bandang beberapa waktu lalu, jembatan gantung yang alasnya terbuat dari bambu ini sudah rapuh karena dimakan usia. Jembatan dibangun oleh komunitas panjat tebing pada 2016 silam.
Namun warga terpaksa tetap menggunakannya karena tidak ada lagi akses transportasi terdekat yang bisa dilalui. Warga setiap hari terpaksa harus bertaruh nyawa saat melewati jembatan ini.
Mereka harus ekstra hati-hati, berpegangan dengan kawat baja di pinggir jembatan agar tidak terjatuh dan hanyut di Sungai Cilaki. Jika salah berpijak saat melintasi jembatan sepanjang lebih dari seratus meter ini, akan jatuh dan terseret arus Sungai Cilaki.
Fatma Siti Nurazizah, siswi SMK, warga Kampung Ciseureuh, mengatakan, banyak warga Desa Ciaragang yang memilih bersekolah di Kabupaten Garut karena jaraknya lebih dekat dibanding ke sekolah yang ada di Cianjur.
"Jaraknya lebih dekat dibanding kalau ke kota Cianjur. Di desa ini ada sekitar 10 orang yang sekolah di Garut," kata Fatma, Kamis (27/1/2022).
Fatma mengaku terpaksa melewati jembatan gantung yang kondisinya rusak untuk bisa sampai ke sekolah. "Ngeri sih. Tapi ya mau gimana lagi. Pendidikan kan harus terus berjalan," ujar Fatma.
Menurut Mastur, tokoh masyarakat Kampung Ciseureuh, jembatan gantung ini rusak parah akibat diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu. Sebatang pohon besar yang terseret banjir bandang menabrak jembatan sehingga mengakibatkan beberapa bagiannya putus.
Sementara, jembatan gantung ini merupakan akses satu-satunya untuk perekonomian warga dan pendidikan. Tak sedikit pelajar melintasi jembatan saat menuju ke sekolah dan pulang.
Namun jika hujan turun dan Sungai Cilaki meluap, ujar Mastur, warga lebih memilih jalan lain yang jaraknya puluhan kilometer. Pasalnya, warga khawatir dan takut melintasi jembatan saat air sungai meluap.
"Harapan kami, warga Cimaragang, pemerintah kembali membangun jembatan ini karena merupakan akses penting bagi pendidikan dan ekonomi warga," ujar Mastur.
Sementara itu, Sekretaris Desa Cimaragang Japar Sodik mengatakan, selain penghubung antarkecamatan dan desa, jembatan ini juga menghubung ke Kabupaten Garut wilayah selatan.
Jembatan Cilaki berada di Kampung Ciseureuh RT 4/1, Desa Cimaragang, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur. Sedangkan di seberang jembatan merupakan Kampung Cimalayan, Desa Cikarang, Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut.
"Namun akibat bencana banjir bandang beberapa waktu lalu, akibatnya jembatan sepanjang 100 meter dan lebar 105 sentimeter (cm) itu rusak. Beruntung sampai saat ini tidak ada warga yang jadi korban akibat jembatan rusak tersebut," kata Japar Sodik.
Sebelum rusak, ujar Japar Sodik, jembatan gantung Cilaki merupakan akses penting bagi warga di dua kabupaten. Warga setiap hari lalu lalang menggunakan jembatan, baik jalan kaki maupun mengendarai motor.
"Sejak terjadi banjir bandang yang merusak jembatan itu, Pemdes Cimaragang telah berencana merehabilitasi menggunakan dana desa. Namun belum terealisasi karena keterbatasan anggaran. Sebab, alokasi dana desa dibagi dalam beberapa item," ujarnya.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait