JAKARTA, iNews.id - Kerajaan Pajajaran mengalami puncak kejayaan saat dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja yang bergelar Prabu Siliwangi. Dia memimpin Pajajaran setelah menyatukan dua kerajaan yakni Galuh dan Sunda.
Kerajaan Galuh merupakan pemberian mandat dari sang ayah, Prabu Dewa Niskala. Sedangka Kerajaan Sunda diberikan mandat kepemimpinan oleh mertuanya, Prabu Susuktunggal.
Sebelum menjadi Raja Pajajaran, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai pengembara. Dalam buku "Hitam Putih Pajajaran: dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" yang ditulis Fery Taufiq El Jaquene, Sri Baduga Maharaja yang memiliki nama asli Prabu Jayadewata ini terkenal sebagai ksatria pengembara yang berani.
Sri Baduga muda memiliki kesukaan menjelajah hutan sembari berburu binatang. Dia terkenal memiliki ketangkasan jika dibandingkan dengan teman yang lainnya.
Beranjak dewasa, Sri Baduga menikah dengan Nyi Ambetikasih, putri dari pamannya, Ki Gedeng Sindangkasih, putra Mahaprabu Niskala Wastu Kancana dari Kerajaan Surantaka. Pemerintahan kerajaan itu berada di Desa Kedaton yang saat ini berada di Kecamatan Kapetakan, Cirebon.
Kerajaan Surantaka pada masanya terkenal menjadi pengendali saham di Pelabuhan Muarajati, Cirebon yang berbatasan langsung dengan Kerajaan Sing Apura. Saat Ki Gede Sindangkasih wafat, Prabu Jayadewata akhirnya juga ditunjuk sebagai pengganti untuk melanjutkan memimpin kerajaan.
Pengangkatan Prabu Jayadewata ini berdasarkan pada sosok kebesaran mendiang buyutnya bernama Prabu Maharaja Lingga Buana yang gugur di Perang Bubat melawan Majapahit. Beliau mendapat gelar Prabu Wangi.
Bahkan ketika menyamar dengan nama Keukeubingan Rajasunu, ia adalah satu-satunya orang yang pernah mengalahkan Ratu Kerajaan Japura bernama Prabu Amuk Murugul, putra Prabu Susuktunggal.
Hal itu terjadi saat sayembara memperebutkan Subang Larang putri Ki Gedeng Tapa, atau sering disebut Giridewata atau Ki Gedeng Jumajan Jati, penguasa Kerajaan Sing Apura.
Konon karena sadar masih satu kerabat, Prabu Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja diantarkan menemui ayah Prabu Amuk Murugul, yakni Prabu Susuktunggal, kakak sambung ibu Prabu Dewa Niskala, ayahnya Prabu Jayadewata di Kerajaan Sunda, yang sekarang terletak di Bogor.
Prabu Jayadewata atau Sri Baduga Maharaja kemudian dijodohkan dengan Nyai Kentring Manik Mayang Sunda, putri Prabu Susuktunggal, yang kemudian melahirkan Sanghyang Surawisesa.
Kelak Sanghyang Surawisesa inilah yang dinobatkan menjadi pengganti Sri Baduga Maharaja di Pakuan Pajajaran dan Sang Surawosan, jadi adipati di daerah pesisir Banten atau biasa disebut Banten Girang.
Selain menikahi Nyai Kentring Manik Mayang Sunda, dikisahkan Prabu Siliwangi atau Prabu Jayadewata juga menikahi Ratu Istri Rajamantri.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait