JAKARTA, iNews.id - Prabu Siliwangi salah satu raja termasyhur di Tanah Sunda. Dia membawa Kerajaan Pajajaran ke puncak kejayaan selama berkuasa 39 tahun sejak 1482-1521.
Menurut Purwaka Caruban, Prabu Siliwangi menikahi Subanglarang di Singapura pada 1422. Menariknya, sang istri merupakan seorang muslim saat Islam mulai berkembang pesat di Pajajaran.
Dikutip dari buku "Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi" yang ditulis Saleh Danasasmita, pernikahan Prabu Siliwangi dan Subanglarang dikaruniai tiga orang putra, yakni Walangsungsang yang lahir pada 1423, Larasantang lahir pada 1426, dan Rajasanagara yang lahir pada 1441.
Pada 1442, Walangsungsang meninggalkan istana dan diikuti oleh Larasantang. Mereka meninggalkan istana secara sembunyi-sembunyi.
Purwaka Caruban menyebut keduanya keluar dari istana setelah ibunya, Subanglarang meninggal di Pakuan. Keduanya nekat keluar istana karena sakit hati akibat perlakuan saudara-saudara seayah mereka yang berbeda agama.
Keduanya memilih mengikuti agama ibunya, Islam sehingga diperlakukan kurang baik oleh saudara-saudaranya. Tetapi keduanya memang dipastikan bukan karena diusir oleh Prabu Siliwangi karena hendak memeluk agama Islam.
Saat melarikan diri dari istana Pakuan, Walangsungsang masih berusia kira-kira 19 tahun, sedangkan adiknya Larasantang masih berusia 16 tahun. Adapun adiknya Rajasanagara yang kira-kira berusia 14 tahun tidak ikut pergi dari istana.
Rajasanagara tak ikut kabur dari istana karena lebih merasa aman berada di Pakuan ketimbang di Singapura. Walaupun, dia juga mengalami sakit hati akibat perlakuan putra-putra Prabu Siliwangi lainnya.
Apalagi kedua kakaknya sebenarnya sejak kecil hingga dewasa berada di pengasuhan kakeknya Ki Gedeng Singapura.
Sementara Rajasanagara tentu belum pernah diasuh oleh kakeknya itu. Maka Rajasanagara pun tak mau memaksakan diri tetap tinggal di Pakuan. Kenyataan ini dapat digunakan mengira-ngira bahwa Rajasanagara dilahirkan di Pakuan.
Jika Larasantang dilahirkan di Singapura pada 1426 dan Rajasanagara dilahirkan di Pakuan pada tahun 1428, agaknya kepindahan Siliwangi ke Pakuan adalah 1427 sesuai dengan kisah di kitab kuno Purwaka Caruban.
Diperkirakan bila sesuai narasi di Purwaka Caruban, Prabu Siliwangi memegang kedudukan sebagai Ratu Pakuan selama 55 tahun mulai 1427-1482.
Prabu Siliwangi mendapat gelar resmi sebagai Prabu Guru Dewataprana atau menurut Purwaka Caruban adalah Prabu Dewatawisesa.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait