CIMAHI, iNews.id - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi, Jawa Barat, bimbang untuk membuka kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di sekolah. Pasalnya, Disdik Cimahi khawatir KBM tatap muka justru memunculkan klaster penularan Covid-19 di sekolah.
Saat ini, Disdik Kota Cimahi sedang merumuskan formulasi dan sistem tepat untuk diimplementasikan jika KBM tatap muka yang digelar pada Januari 2021. Salah satunya dengan menampung masukan saran dari sejumlah Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait.
Seperti Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosP2KBP3A) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cimahi.
"Kami masih mempersiapkan formulanya karena mengacu kepada SKB (surat Keputusan bersama) empat menteri, ada syarat fisik dan non-fisik yang harus dipenuhi sekolah untuk menggelar KBM tatap muka," kata Kepala Disdik Cimahi Harjono, Senin (23/11/2020).
Syarat fisik adalah, tempat mencuci tangan memakai sabun, desinfektan, thermogun atau alat pengukur suhu tubuh, hingga ukuran ruangan kelas dengan ventilasi memadai agar bisa menjaga jarak. Sedangkan non-fisiknya, seperti pembentukan tim, pengaturan jadwal shift, dan lain-lain.
"Rata-rata sekolah di Cimahi belum memenuhi semua syarat itu. Makanya perlu terus berkomunikasi dengan provinsi dan pusat agar jangan sampai muncul klaster baru (sekolah)," ujarnya.
Rencananya, tutur Harjono, dinas pendidikan bakal melakukan simulasi KBM tatap muka dengan sistem shift setelah persyaratan dipenuhi. Di Kota Cimahi tercatat ada sekitar 111 sekolah dasar (SD) negeri dan swasta serta 44 sekolah menengah pertama (SMP) negeri dan swasta.
Meski SKB empat menteri menyatakan kebijakan pembukaan sekolah diserahkan kepada pemerintah daerah, tutur dia, namun di Kota Cimahi, belum bisa dipastikan kapan dilakukan. Sebab membuka sekolah bukan hanya urusan pendidikan, tetapi juga lingkungan, dan unsur orang tua dalam menjaga ketika anak pulang sekolah.
"Sosialisasnya harus pada semua masyarakat, tidak hanya pada sekolah saja. Saat ada di kelas bisa saja mereka terkontrol, tapi saat di luar jam sekolah, bisa saja mereka membuat kerumunan. Itu yang harus dipikirkan," tutur Harjono.
Editor : Agus Warsudi
COVID-19 Dampak Covid-19 klaster pandemi Covid-19 pandemi covid pandemi sekolah tatap muka Pembelajaran tatap muka belajar tatap muka kota cimahi
Artikel Terkait