Ribuan perempuan cantik membawakan Tari Merak Kolosal di pelataran Gedung Sate, Kota Bandung. Tari Merak, salah satu tarian khas Sunda. (FOTO: ANTARA)

BANDUNG, iNews.id - Orang Sunda mudah dikenali dari logat atau aksen saat berbicara. Etnis mayoritas di Jawa Barat itu juga memiliki kebiasaan unik yang tidak dimiliki suku lain.

Saat bicara, orang Sunda menambahkan kata "teh", "euy", "atuh" dan "mah". Sebenarnya, teh, euy, atuh, dan mah, hanya penegasan dari maksud yang disampaikan si pembicara.

Misal, eta teh lain nu urang (itu bukan punya saya). "Urang mah tara dahar seblak". Artinya, saya tidak pernah makan seblak. "Ulah kitu atuh euy", aritnya, jangan begitu. 

Teh, euy, atuh, dan mah, sebenarnya tidak memiliki esensi apa pun dalam kalimat. Namun karena telah menjadi kebiasaan, orang Sunda kerap menambahkan kata teh, euy, atuh, dan mah di akhir kalimat. Jika tidak menambahkan kata teh , euy, atuh, dan mah di akhir kalimat, terasa ada yang kurang bagi orang Sunda. 

Kebiasaan lain yang khas dari orang Sunda adalah, mengangguk sambil tersenyum saat berpapasan dengan orang lain, baik kenal maupun tidak. 

Saat melewati orang lain, biasanya orang Sunda akan mengucapkan, punten (permisi). Jika yang dilewati itu orang-orang yang cukup dihormati, mereka akan mengucapkan kata, "Punten, ngiring ngalangkung (permisi, numpang lewat)," sambil tangan kanannya dijulurkan ke depan lutut.  Biasanya, orang dilewati pun akan mengucapkan mangga, artinya, silakan. 

Kebiasaan-kebiasaan unik orang Sunda itu masih bertahan sampai saat ini. Namun sayang, di kalangan anak muda Sunda sudah mulai luntur adab atau kebiasaan baik tersebut.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut kebiasaan orang Sunda:

1. Someah Hade ka Semah

Wilujeng sumping atau selamat datang, bentuk keramahtamahan orang Sunda kepada tamu. (FOTO: ISTIMEWA)

Ungkapan someah hade kasemah, artinya ramah dan baik kepada tamu atau pendatang, telah menjadi predikat yang melekat kepada orang Sunda. 

Bersikap ramah dan memperlakukan tamu dengan baik merupakan ajaran leluhur yang masih dipegang teguh orang Sunda. Sambutan hangat akan dilakukan orang Sunda kepada para tamu yang berkunjung. Apalagi tamu tersebut cukup dihormati. 

Orang Sunda memiliki pedoman hidup saling menghargai sesama dan alam untuk memelihara serta menjaga harmoni. Falsafah ini diwariskan oleh Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi, Raja Padjadjaran yang memerintah dari 1473 hingga 1513 Masehi.

Prabu Siliwangi mewariskan ajaran silih asah, asih asih, silih asuh. Silih asah artinya, saling menajamkan pikiran, memintarkan, mencerdaskan, dan mengingatkan. Silih asih, artinya, saling mengasihi dan menyayangi. Silih asuh, artinya, saling menjaga dan membimbing.

Karena itu, umumnya orang Sunda ramah, murah senyum, dan sopan kepada siapa saja, termasuk orang yang belum dikenal. Wilujeng sumping atau selamat datang adalah bentuk sikap ramah tamah orang Sunda kepada tamu atau pendatang.

Wajah, wisatawan sangat suka berkunjung ke Tatar Sunda. Selain karena keindahan alam dan udara yang sejuk, Tatar Sunda juga menyuguhkan keramahtamahan penduduknya.

Setiap akhir pekan atau libur panjang, puluhan ribu wisatawan domestik berkunjung ke Bandung Raya. Mereka menyerbu objek-objek wisata di Kota/Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Cimahi.

2. Tidak Ambisius

Forum Sunda Ngahiji berharap ada muncul tokoh Sunda dari Jawa Barat yang maju sebagai capres di Pilpres 2024 mendatang. (Foto/MPI/Adi Haryanto)

Orang Sunda dikenal kurang ambisius di berbagai bidang. Padahal, orang Sunda memiliki kemampuan untuk meraih sesuatu jika dia menginginkannya, terutama jabatan atau posisi tertentu.

Sifat orang Sunda yang tidak ambisius ini dianggap negatif karena diartikan dengan malas. Padahal, bukan begiu. Orang Sunda memang tidak terlalu terobsesi oleh pangkat dan jabatan duniawi.

Orang Sunda lebih banyak mengalah dengan mendahulukan orang lain untuk meraih sesuatu. Mereka akan mengatakan, "mangga ti payun" artinya, silakan maju lebih dulu.

Sifat itu membuat orang Sunda berbeda dengan orang Jawa yang terkenal ambisius, pekerja keras, ulet, dan lebih serius dalam meraih ambisi di segala bidang.

3. Humoris

Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Foto: Istimewa)

Orang Sunda memiliki selera humor tinggi. Mereka suka bercanda. Sebut saja, Entis Sutisna atau Sule, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, dan Dedi Mulyadi, tiga dari sekian banyak tokoh Sunda yang humoris.

Ridwan Kamil, yang aktif di media sosial, kerap mengunggah joke ringan tetapi membuat orang tertawa. Tentu saja, humor Kang Emil ramai ditanggapi para netizen. 

Orang Sunda memang sudah terbiasa menyelipkan humor dalam setiap perbincangan. Dulu orang Sunda, kreatif membuat sejenis pantun ala Sunda atau sisindiran. 

Cerita-cerita lucu cangehgar (candaan ngeunah dan segar). Jika mengerti bahasa Sunda, tentu Anda tidak akan melewatkan menonton pementasan wayang golek, terutama sesi anak-anak Semar, yaitu, Cepot, Gareng, dan Dawala.

Obrolan tiga tokoh punakawan itu, pasti membuat penonton wayang golek tertawa terpingkal-pingkal karena sarat dengan humor.

4. F Dibaca P

Masyarakat Sunda menggelar ritual adat Seren Taun sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah. (FOTO: ISTIMEWA/INFOBUDAYA.NET)

Kebiasaan orang Sunda sulit untuk hilang adalah menyebut F dengan P. Bahkan kadang, menulis sebuah kata yang didalamnya seharusnya menggunakan huruf F, diganti dengan P. 

Misalnya, aktif. Karena kabiasaan, orang Sunda menuliskannya dengan huruf P, menjadi aktip. Konferensi ditulis konperesi, dan lain-lain.

Berdasarkan penjelasan ilmiah mengapa orang Sunda sulit mengucapkan F F atau V, karena huruf F dan V tidak dikenal dalam aksara Sunda (Kaganga). 

Wajar jika orang Sunda sulit mengucapkan F dan V. Kebiasaan ini telah turun temurun sejak ratusan tahun silam. 

5. Suka Lalapan

Lalapan Sunda. (FOTO: ISTIMEWA)

Kebiasaan orang Sunda yang mudah dikenali adalah suka lalapan, sayuran segar tanpa dimasak. Cukup dengan sambal terasi dan lalapan, orang Sunda sudah lahap menyantap makanannya.

Jangan heran jika restoran khas Sunda pasti menyediakan lalapan bagi pengunjung, tak peduli pengunjung itu suka atau tidak. Yang pasti, lalapan sayuran mentah dan sambal terasi menjadi menu yang harus ada.

Lalapan yang paling disukai orang Sunda antara lain, kol, takokak atau leunca, daun singkong, kacang panjang muda, labu siam atau dalam bahasa Sunda disebut waluh (khusus waluh harus direbus), terong bulat, mentimun atau bonteng, selada atau salada, jengkol, dan petai atau peteuy. Khusus jengkol dan petai, biasanya disajikan mentah, digoreng, dan dibakar.

Biasanya, lalapan itu ditemani tempe, tahu, ikan gurame goreng atau bakar, ayam goreng atau bakar, ikan asin, dan sayur asem. Menu ini pasti tersedia di semua restoran Sunda.

Menu khas Sunda itu paling nikmat disantap di tatar Sunda yang berada di dataran tinggi dengan pemandangan alam indah dan udara yang sejuk. 

Di Tatar Sunda juga dikenal dengan lotek, semacam salad dengan saus kacang. Terdapat dua pilihan untuk lotek, ada yang asak (masak) dan atah (mentah).

Lotek atah biasa disebut karedok. Semua sayuran yang dicampur dalam karedok dan dibalut saus kacang itu mentah. Sedangkan lotek asak, semua sayurannya telah direbus atau dimasak.

6. Nama Unik

Nama Asep sangat identik dengan orang Sunda. (FOTO: ISTIMEWA/FACEBOOK/Paguyuban Asep Dunia)

Kebiasaan orang Sunda yang juga paling mudah dikenali adalah nama. Asep, Acep, Enjang, Jajang, Ujang, Maman, Dede, Cecep, Encep, Engkom, Iis, dan Euis, merupakan nama yang sangat identik dengan orang Sunda.

Biasanya, setelah nama depan, Asep akan ditambahi dengan nama akhir yang hampir serupa. Misal, Asep Gumasep, Euis Gumeulis, Engkom Komariah, dan lain-lain.

Para orang tua Sunda dulu banyak memberi nama anak Asep. Sebab, Asep berasal dari kata kasep yang artinya tampan. Namun kini, nama-nama khas Sunda sudah mulai ditinggalkan.

Saat ini, tidak banyak generasi milenial Sunda yang menggunakan nama-nama khas Sunda tersebut. Orang tua Sunda tidak lagi berpaku kepada nama-nama "tradisional" dalam memberi nama putra dan putri mereka.

7. Pandai Mambuat Akronim

Batagor, singkatan dari baso tahu goreng. (FOTO: ISTIMEWA)

Kebiasaan orang Sunda yang cukup dikenal adalah, pandai membuat akronim atau kependekan dari sesuatu, terutama makanan. Biasanya, gabungan dari dua atau tiga suku kata. 

Misalnya, cilok, gabungan dari kata aci dan dicolok. Kemudian, batagor, singkatan dari baso tahu goreng. Gehu, perpaduan dari tauge dan tahu. Cireng, aci digoreng. Combro, oncom di jero. 

Kebiasaan unik orang Sunda ini sukses membuat kuliner Sunda menjadi viral dan disukai karena mudah diingat dan dikenali.

8. Tidak Suka Merantau 

Pemuda Sunda memainkan alat musik dari bambu. (FOTO: ISTIMEWA/infobudaya.net)

Kebiasaan orang Sunda satu ini sebenarnya stereotif. Banyak orang menganggap orang Sunda tidak suka merantau. Padahal, tidak semua orang Sunda seperti itu. Banyak juga orang Sunda yang memilih meninggalkan kampung halamannya untuk mengadu nasib di tanah rantau.

Orang Sunda banyak yang merantau ke Sumatera, Kalimantan, Maluku, bahkan Papua. Di daerah-daerah rantau itu, masyarakat Sunda membentuk komunitas.

Selain itu, para tenaga kerja wanita (TKW) atau pekerja migran Indonesia (PMI) banyak yang merupakan orang Sunda. Kabupaten Bandung, Cianjur, dan Sukabumi banyak yang merantau ke luarga negeri untuk mencari nafkah.

Orang-orang Sunda yang berada di perantauan akan cepat akrab dan saling menganggap saudara atau dulur. Padahal mereka berasal dari kota atau kabupaten berbeda di Jawa Barat. Perasaan senasib dan seperjuangan di tanah rantau merekatkan mereka sebagai orang Sunda.

9. Tradisi Makan Bersama

Kebiasaan orang Sunda, makan bersama. (FOTO: ISTIMEWA/TIPADVISOR)

Orang Sunda memiliki kebiasaan unik yang mungkin tidak dimiliki etnis lain. Tradisi makan bersama, baik saat menggelar ritual adat maupun tidak. 

Botram, balakecrakan, dan papahare adalah istilah yang sudah familiar untuk menggambarkan acara makan bersama di kalangan orang Sunda. Namun ada beberapa perbedaan di tiga istilah itu walaupun intinya sama, makan bersama dalam suasana riang.

Botram, istilah ini digunakan untuk makan bersama, namun dengan kesepakatan. Misalnya, si A menyediakan nasi. Si B, membawa lauk pauk. Si C membawa lalapan dan sambal.

Semua menu yang telah tersedia dibawa ke satu tempat kumpul yang telah disepakati. Di sanalah semua menu dihidangkan dan disantap bersama, sambil berbincang dan bercanda. 

Botram biasanya digelar oleh keluarga, tetangga terdekat atau kumpulan ibu-ibu satu RT atau lingkungan. Saat botram, peserta biasanya menggunakan piring yang dibawa masing-masing dari rumah.

Papahare hampir sama dengan botram. Acara makan berjamaah di satu tempat yang direncanakan tapi bukan di restoran. Setiap orang membawa makanan sendiri-diri dari rumah. Kemudian disantap dan saling bertukar lauk dengan yang lain.

Kemudian, balakecrakan, yang arti dalam bahasa Indonesia juga sama, yaitu berkumpul bersama untuk makan-makan atau makan berjamaah. Balakecrakan biasanya menggunakan daun pisang yang dihamparkan di lantai beralas tikar.

Di atas daun pisang itu, diletakan nasi, lauk pauk, sambal, lalap, dan lain-lain. Setelah semua telah siap, orang-orang yang ikut dalam balakecrakan akan duduk di sisi kanan dan kiri daun pisang untuk menyantap makanan yang telah disediakan.

Kebiasaan makan bersama ini menambah keakraban di antara sesama walaupun para peserta berbeda asal usul, suku, ras, dan agama. Itu nilai filosofi dari makan bersama khas Sunda.

10. Kreatif

Pemuda dan gadis Sunda membawakan tarian. (FOTO: ISTIMEWA)

Kebiasaan orang Sunda yang juga mudah dikenali adalah kreatif atau dalam bahasa Sunda, motekar. Kota Bandung dinobatkan sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia. 

Julukan itu disematkan kepada Kota Bandung karena banyak anak mudanya yang sukses di industri kreatif Tanah air. Seperti, musik, film, komedi, dan fesyen. 

Beragam kreativitas dibuat anak muda Bandung. Industri kretif pun tumbuh dan berkembang di kota ini. Sebut saja di industri fesyen, sepatu, hijab atau pakaian muslim, perlengkapan outdoor atau kegiatan luar ruang, dan lain-lain.

Di bidang musik, Kota Bandung banyak melahirkan penyanyi dan grup band ternama di Indonesia. Sebut saja, Burgerkill, The SIGIT, Speaker 1St, Noah, The Rollies, dan masih banyak lagi.

Kemudian di seni peran, banyak aktor dan aktris bintang film serta sinetron yang berasal dari Tatar Pasundan.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network