SUKABUMI, iNews.id - Fakta baru di balik kasus pembunuhan Dini Sera Afrianti alias Andini (27) terkuak. Saat jenazah almarhumah Dini tiba di Sukabumi, polisi menyebutkan korban meninggal akibat sakit jantung dan lambung.
Padahal fakta sesungguhnya, almarhumah dianiaya secara sadis oleh Gregorius Ronald Tannur, anak anggota DPR dari Fraksi PKB. Korban dipukul dengan tangan kosong dan botol minuman keras (miras). Setelah pingsan dan terkapar di lantai tempat parkir, korban dilindas dengan mobil oleh pelaku.
Kesaksian tentang polisi menyebut korban meninggal karena sakit jantung dan lambung itu disampaikan Tuti Herawati (54), ibu kandung almarhumah.
Tuti sempat merasa senang saat mendapat kabar Dini, anak keempatnya, kembali ke Sukabumi setelah 12 tahun tinggal di Surabaya. Namun setelah mendapatkan penjelasan dari suaminya bahwa yang kembali adalah Dini dalam keadaan telah meninggal dunia, Tuti sempat pingsan.
"Adiknya bilang, Mah, Dini (korban) mau pulang. Alhamdulillah. Kata bapaknya, bukan alhamdulillah, mayat ini mah (Dini pulang dalam keadaan meninggal). Saya langsung lah (pingsan). Terus polisi bilang katanya (korban Dini sakit) jantung sama lambung," kata Tuti Herawati, ibu kandung korban Dini ditemui di rumah duka, Kampung Gunungguruh Girang, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Selasa(10/10/2023).
Tuti Herawati menceritakan, awal kejadian korban meninggalkan rumah 12 tahun silam atau 2011. Saat itu Dini yang mau bekerja di pabrik garmen dan baru melahirkan anak berusia 4 bulan, tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
"(Awal hilang) waktu anaknya (berusia) 4 bulan. (Dini) mau kerja ke (pabrik garmen) Longvin. Kalau gajian kata saya, buat beli susu (anak Dini). Nah udah gitu dijemput ke pabrik tiba-tiba udah nggak ada. Dicariin sama saya juga nyampe abis satu motor (terjual) tapi masih ga ketemu," ujar Tuti.
Setelah 8 tahun berlalu sejak Dini pergi, tutur Tuti, tiba-tiba adik dan kakak korban memberitahu bahwa Dini ada di Instagram. Sejak saat itu, komunikasi dengan Dini terjalin hingga malam terakhir sebelum tewas dianiaya pacarnya Gregorius Ronald Tannur.
"Terakhir kontak, malam pas mau meninggal. Malam Rabu sama anaknya. Kan saya sakit, diam di kamar, dengerin suara anaknya yang ngobrol minta dibeliin sepatu. Kan manggilnya nggak mamah, Eni. Ni, ndes pengen sepatu, lampu disko sama tas," tutur Tuti.
Tuti mengatakan, selama komunikasi, Dini tidak pernah sama sekali bercerita sering disiksa oleh pelaku. Bahkan Dini rela diduakan cintanya oleh terduga pelaku karena sudah sangat mencintai Ronald, anak anggota DPR dari Fraksi PKB tersebut.
"Kemarin saya cerita sama ibu kos. Bu bagaimana Andin (Dini) kelakuannya. Andin itu selalu murung. Dulu dia (Dini) ceria. Murung kenapa? Nggak tau lah, katanya pacarnya galak, itu kata ibu kos dulu. Kalau yang dulu pacaranya baik ngasih HP 15 juta. Kalo sekarang galak, (suka) dipukulin," ucap Tuti.
Karena itu, ujar Tuti, keluarga menuntut penegak hukum menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada terduga pelaku Gregorius Ronald Tannur.
"Ya pengennya dihukum seberat-beratnya. Kami kan nggak bisa. Ada kuasa hukum, ada polisi ya. (Keluarga) pengen (ingin pelaku) dihukum seberat-beratnya," ujar Tuti.
Editor : Agus Warsudi
kasus pembunuhan Fakta pembunuhan kronologi pembunuhan korban pembunuhan kasus pembunuhan sadis pelaku pembunuhan Kabupaten Sukabumi
Artikel Terkait