BANDUNG, iNews.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar mengimbau masyarakat Jawa Barat tak terpengaruh ajakan kelompok yang menamakan diri Khilafatul Muslimin. Sebaiknya masyarakat segera melaporkan ke pihak berwenang jika ada orang atau kelompok yang menyebarkan selebaran kampanye khilafah.
"Kalau ada yang menyebarkan (selebaran kampenye khilafah) lagi segera laporkan, baik ke MUI maupun ke pemerintah setempat. Kedua, jangan mudah terpengaruh," kata Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar kepada wartawan, Rabu (1/6/2022).
Rafani Achyar menyatakan, telah membaca selebaran yang diduga disebarkan kelompok Khilafatul Muslimin tersebut. Menurut dia, bahasa yang digunakan penulis dalam selebaran itu tidak mencerminkan tingkat intelektual tinggi. "Masyarakat Jabar jangan mudah terpengaruh," ujar Rafani Achyar.
MUI Jabar, tutur dia, telah berkoordinasi dengan kepolisian dan MUI kota/kabupaten terkait gerakan Khilafatul Muslimin yang melakukan konvoi dan menyebarkan selebaran di beberapa kota dan kabupaten di Jawa Barat.
Berdasarkan penelusuran MUI Jabar, selebaran itu disebarkan di Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Cianjur, dan Sukabumi. Sedangkan video amatir aksi konvoi anggota Khilafatul Muslimin yang beredar di media sosial, terpantau di Parongpong, KBB dan Karawang. Kemudian di Cawang, Jakarta Timur, dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
"Isi selembarannya sih tidak ada kalimat-kalimat eksplisit mau mendirikan negara atau menggantikan NKRI. Tidak ada. Malah justru non-muslim pun diperkenankan (bergabung dengan Khilafatul Muslimin)," tutur Sekretaris MUI Jabar.
Walaupun tidak terlalu mengkhawatirkan, kata Rafani Achyar, yang harus digali adalah tujuan di balik penyebaran selebaran tersebut karena dilakukan serentak di wilayah Jawa Barat. Saat ini, Polres Cimahi dan MUI Kota Cimahi, masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku yang menyebarkan selembaran dari kelompok Khalifatul Muslimin
"Itu yang sedang diteliti oleh kami dan pihak kepolisian. Pelaku penyebar selembaran juga di Cimahi sudah ada yang diperiksa, MUI Kota Cimahi juga hadir dengan Polres Cimahi," ucap Rafani Achyar.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid mengatakan, kelompok Khilafatul Muslimin sama bahayanya dengan HTI, NII dan ISIS. Sebab, Khilafatul Muslimin juga mengampanyekan tegaknya sistem khilafah di Indonesia.
"Bedanya, HTI merupakan gerakan trans-nasional dan sedang memperjuangkan sistem khilafah di berbagai negara. Sementara Khilafatul Muslimin mengklaim sudah mendirikan khilafah dengan khalifah terpilih,” kata Nurwakhid, Selasa (31/5/2022).
Nurwakhid menyatakan, genealogi Khilafatul Muslimin tidak bisa dilepaskan dari Negara Islam Indonesia (NII) karena sebagian besar tokoh kunci dalam gerakan ini adalah mantan NII.
Pendiri dan pemimpin gerakan Khilafatul Muslimin adalah Abdul Qadir Hasan Baraja, mantan anggota NII, sekaligus salah satu pendiri Pondok Pesantren Ngruki dan ikut ambil bagian dalam Majelis Mujahidin Indonesia pada 2000, walaupun memilih tidak aktif.
Terdapat beberapa parameter yang bisa dipakai dalam melihat Khilafatul Muslimin. Pertama, dari aspek ideologi sangat berbahaya karena memiliki cita-cita ideologi khilafah di Indonesia sebagaimana HTI.
"Walaupun dalam pengakuan mereka tidak bertentangan dengan Pancasila, namun ideologi mereka adalah mengkafirkan sistem yang tidak sesuai dengan pandangannya," ujar Nurwakhid.
Kedua, lanjut Nurwakhid, secara historis pendiri gerakan ini sangat dekat dengan kelompok radikal seperti NII, MMI dan memiliki rekam jejak dalam kasus terorisme. Baraja disebut telah mengalami 2 kali penahanan, pertama pada Januari 1979 dan ditahan selama 3 tahun.
Kemudian juga ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985. Ketiga, dampak ideologis, yakni gerakan ini memiliki cita-cita ideologi perubahan sistem sangat rentan bermetamorfosa dalam gerakan teror.
"Lihatlah kasus penangkapan NAS tersangka teroris di Bekasi yang ditemukan di kontrakannya kardus berisi Khilafatul Muslimin dan logo bordir Khilafatul Muslimin," tutur Nurwakhid.
Selain itu gerakan Khilafatul Muslimin mudah berafiliasi dengan jaringan kelompok teror seperti ISIS. Pada masa kejayaan ISIS pada 2015, Rohan Gunaratna peneliti terorisme dari Singapura menggolongkan Khilafatul Muslimin telah berbaiat kepada ISIS.
Editor : Agus Warsudi
konvoi konvoi khilafah khilafah naskah khilafah khilafatul muslimin bnpt program deradikalisasi bnpt gagal mantan teroris terpidana teroris mui jabar
Artikel Terkait