CIMAHI, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk serius memberantas TBC. Jokowi menyebut percuma pertumbuhan ekonomi baik jika tidak disertai dengan penanganan penyakit TBC yang baik.
Awalnya, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, memaparkan tingginya angka TBC karena penduduk di Jabar yang besar.
"Jabar kasus TBC masih tinggi. 100 ribuan. Penduduk kami secara presentase juga paling besar. Jabar adalah 20 persennya Indonesia. Mengurusi 20 persen manusia luar biasa," kata Emil saat hadir dalam kegiatan mencanangkan gerakan eliminasi TBC di Techno Park, Kota Cimahi, Rabu (29/1/2020).
Paparan itu pun ditanggapi Jokowi, saat memberikan sambutan. Menurut dia meskipun pertumbuhan ekonomi di Jabar baik, hal itu tidak bakalan ada artinya jika Sumber Daya Manusia (SDM) sakit.
"Percuma pertumbuhan ekonomi yang baik, tapi di provinsi bapak TBC-nya juga tinggi. Enggak ada artinya. Karena apapun SDM itu nomor satu," kata Jokowi.
Dia mengingatkan merealisasikan target eliminasi TBC tahun 2030 tidak akan mudah. Perlu kerja keras bersama secara komprehensif, tidak hanya bisa mengandalkan Kementerian Kesehatan. Pemerintah daerah pun memiliki peran sama sama penting.
Tanpa pelibatan sektor lain, kematian akibat TBC pada 2015-2030 diperkirakan dapat merugikan 0.7 persen PDB Indonesia di tahun 2030, atau 123.6 miliar USD. Catatan itu berdasarkan data Global Economic Impacy of TB, Result & KPMG tahun 2017.
“Ini urusan bersama, di desa di kota memegang peranan penting. Kader yang menangani penyakit TBC juga penting,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, penyakit TBC yakni permasalahan yang harus dibenahi. Karena, pengaruh negatifnya bukan hanya pada sektor kesehatan masyarakat tetapi juga berkaitan dengan produktivitas masyarakat.
“Saya hadir disini karena sehat, kita harapkan seluruh masyarakat Indonesia sehat. SDM unggul adalah prioritas yang harus sehat semua. Saya ingin mendukung keras kegiatan eliminasi TBC pada tahun 2030. Percuma kalau masyarakat enggak sehat, (nantinya) merembet kemana-mana ke (sektor) pendidikan, ke pekerjaan, kemana-mana,” ucap dia.
Indonesia kini menempati urutan ketiga untuk kasus TBC terbanyak di dunia, setelah India dan China. Bahkan, penyakit ini termasuk salah satu dari lima besar penyebab kematian prematur dan kematian penduduk di Indonesia sepanjang tahun 2007-2017.
Editor : Muhammad Fida Ul Haq
Artikel Terkait