Tenaga kesehatan di ruang isolasi pasien Covid-19 Gedung Kemuning RSHS Bandung. (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Sejak awal 2020 sampai saat ini, pandemi Covid-19 belum berakhir. Setelah India yang mengalami ledakan kasus pasca hari raya keagamaan, Indonesia juga menghadapi ancaman serupa. 

Banyak yang memprediksi kasus Covid-19 di Indonesia bakal naik pascalibur Lebaran pertengahan Mei lalu. Kendati pemerintah telah melakukan banyak upaya melakukan penyekatan, namun tidak sedikit warga yang berhasil pulang kampung. Begitupun tempat wisata dengan jumlah pengunjung yang cukup padat. 

Tapi, tahukah kita, di antara berbagai aktivitas warga yang cukup tinggi itu, ada sebuah kekhawatiran dari para tenaga kesehatan (nakes). Mereka yang menjadi garda terdepan penanggulangan Covid-19 sangat khawatir kasus kembali naik dan banyak warga terinfeksi. 

"Khawatir sudah pasti. Apalagi kalau masih ada yang menganggap Covid-19 itu hoaks, saya sangat marah. Saya banyak kehilangan partner (rekan) kerja akibat pandemi ini," kata salah seorang nakes di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Budi Wahyudin.

Budi bercerita, dia menyaksikan sendiri teman kerja terdekatnya di RSHS Bandung harus meninggal dunia akibat terpapar virus Corona. Bahkan dia menyaksikan dari dekat temannya itu mengembuskan napas terakhir. 

Padahal, partner kerjanya itu telah bersama, melayani masyarakat selama puluhan tahun di RSHS Bandung. Budi dan temannya, adalah perawat di ruang isolasi Gedung Kemuning RSHS. Gedung ini menjadi bangunan isolasi untuk pasien yang terpapar virus menular.

Bahkan, teman kerja sesama nakes itu saat itu sedang dalam kondisi hamil. "Saya kehilangan rekan kerja saya. Ibaratnya saya rawat dia sampai meninggal dunia. Walaupun bukan saudara, tapi saya sangat kehilangan, karena puluhan tahun bersama," ujar Budi yang sudah bekerja di RSHS selama 16 tahun. 

Tak hanya kehilangan teman kerja terdekat, dia pun termasuk nakes yang juga pernah terpapar Covid-19. Namun, karena sudah menjadi tanggung jawab pekerjaannya, dia tetap harus kembali berjibaku dengan para pengidap virus mematikan itu. 

Tak hanya dia yang cemas, pihak keluarga juga termasuk yang cukup khawatir akan pekerjaannya itu. Apalagi, saat itu ketakutan masyarakat akan virus corona masih cukup besar. Sehingga mempengaruhi keluarga, anak dan istrinya. 

"Pertama cerita ke keluarga, pasti mereka khawatir dan kaget. Bahkan mereka bertanya kenapa harus saya. Tapi saat itu saya jelaskan, kalau bukan kita siapa lagi yang menolong para pasien Covid-19," tutur Budi.

Saat ini, dia pun mengaku gak hanya merawat pasien dari kalangan masyarakat umum. Tetapi dia juga merawat dokter spesialis di RSHS. Pasien dari kalangan nakes ini membuatnya harus tetap waspada, bahwa virus ini bisa sangat rentan terhadap profesinya.


Editor : Agus Warsudi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network