Mak Ucih, lansia berumur 85 tahun tampak serius mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN) paket A di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cipta Mandiri, Cipageran, Kota Cimahi, Senin (23/4/2018) pagi.(Foto: iNews/Yuwono)

CIMAHI, iNews.id - ‘Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat’. Kalimat tersebut sepertinya dipegang teguh oleh Mak Ucih, warga lanjut usia berumur 85 tahun di Cimahi. Di usia senjanya, nenek tersebut tetap bersemangat mengikuti ujian sekolah berstandar nasional (USBN) paket A di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cipta Mandiri, Cipageran, Kota Cimahi, Senin (23/4/2018) pagi.

Bagi Mak Ucih, mengikuti USBN merupakan momen paling berharga dalam hidupnya. Pasalnya, hampir selama hidupnya, Mak Ucih belum pernah merasakan ujian sekolah. Tidak ada persiapan khusus bagi Mak Ucih untuk mengikuti USBN. Dirinya hanya mempersiapkan peralatan pendukung ujian, sperti pensil, penghapus, dan kaca mata baca.

Tempat ujian USBN yang dilaksanakan di PKBM Cipta Mandiri, kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah Mak Ucih. Namun saking semangatnya, Mak Ucih memilih untuk berangkat lebih pagi ke tempat ujian.

Senin pagi, selain Mak Ucih, sejumlah peserta ujian lainnya pun sudah mulai berdatangan. Hampir semua peserta ujian yang merupakan peserta program keaksaraan fungsional (KF) Kota Cimahi tampak bersemangat mengikuti jalannya USBN.

Bersama peserta lainnya, Mak Ucih dengan tekun mengikuti dan mengerjakan semua soal ujian dalam lembar jawaban yang disediakan panitia. Dia pun dengan mantap dan percaya diri menyelesaikan soal ujian yang dibacakan pengawas. Mereka tinggal menentukan jawaban dan mengisi di lembar jawaban. Selain soal pilihan ganda, ujian kali ini juga dilengkapi dengan soal esai.

Bagi Mak Ucih, belajar dan ikut USBN, merupakan keinginannya sendiri dan tanpa paksaan dari orang lain. Mak Ucih hanya ingin merasakan ujian. Dirinya mengaku, seumur hidupnya baru kali ini bisa melaksanakan ujian.

Mak Ucih pun menyadari, dengan umur yang sudah mencapai 85 tahun, tidak mungkin bagi dirinya untuk bekerja. Satu-satunya harapan Mak Ucih selain bisa ikut ujian, yaitu bisa melaksanakan umrah di sisa usianya itu.

Selain Mak Ucih, ada seorang lansia lain yang juga mengikuti USBN di PKBM Cipta Mandiri. Dia adalah Mak Yayah, yang kini berusia 68 tahun. Mak Yayah mengungkapkan, keinginannya untuk mengikuti ujian muncul karena dalam hidupnya dia belum pernah merasakan ujian.

“Nggak susah tuh. Kan sebelumnya kami belajar dulu. Seminggu kami belajar di kelas dua kali. Hari Jumat dan hari Minggu. Jadinya tidak sulit. Kan sudah belajar,” ucap Mak Yayah.

Menurut tutor PKBM Cipta Mandiri, Atika Kusmayati, USBN yang diikuti para lansia selama lima hari ini, adalah USBN paket A yang setara dengan ujian di sekolah formal. “Dan jika nilai sudah memenuhi standar, mereka berhak mendapatkan sertifikat sekolah dasar yang sama dengan standar formal SD,” katanya.

Meski usia para peserta USBN di PKBM Cipta Mandiri sudah tak muda lagi, namun semangat mereka untuk belajar dan mengikuti ujian patut diapresiasi. Hal ini selayaknya menjadi inspirasi bagi para generasi muda untuk tidak berhenti belajar.


Editor : Himas Puspito Putra

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network