BANDUNG, iNews.id - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, Lebaran merupakan momen penting tahunan untuk berkumpul bersama keluarga. Momen tersebut juga biasanya digunakan untuk mempererat silaturahmi antara saudara, tetangga, dan lingkungan sekitarnya.
Kendati menjadi momen penting, tidak semua profesi bisa menjalani Lebaran layaknya warga pada umumnya. Seperti tenaga kesehatan (nakes) yang selalu jaga di rumah sakit (RS). Mereka tetap harus memberi perawatan kepada pasien yang membutuhkan pertolongan.
Seperti halnya tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Budi Wahyudin. Pria yang saat ini bekerja di ruang perawatan isolasi di rumah sakit terbesar di Jabar ini mesti rela bekerja saat Lebaran.
"Saya sudah bekerja selama 16 tahun di sini, sepanjang itu juga saya selalu jaga saat Lebaran. Baik hari pertama atau hari kedua," kata Budi, Rabu (19/5/2021).
Kendati begitu, dia menjalaninya dengan ikhlas, sebagai tuntutan profesi di bidang medis. Pihak keluarga pun mengaku sudah paham dan terbiasa dengan tanggung jawab atas profesinya itu. Walaupun, terkadang ada pernyataan dari anaknya, kenapa dia enggak ada di rumah saat Lebaran.
Menurut dia, sebagai tenaga medis, tak ada istilah berhenti melayani pasien. Karena, pertolongan tak melihat waktu. Dia bercerita, saat malam Takbiran juga pernah melakukan tindakan kepada pasien yang menjalani masa kritis.
"Pernah suatu waktu, di saat yang lain sedang takbiran, saya sedang melakukan tindakan membantu pasien yang sedang mengalami masa kritis. Tapi saya bersyukur bisa menolong mereka," cerita pria kelahiran 1982 itu.
Cerita tenaga kesehatan bekerja saat Lebaran juga diakui seorang dokter RSHS yang sedang menjalani pendidikan spesialis bedah, Adhitya Wisnu Mahadewa. Menurut dia, sudah tiga tahun lamanya dia Lebaran di rumah sakit, termasuk tahun ini yang dirasa berbeda dari biasanya.
"Biasanya saya jaga Lebaran pertama atau kedua, nanti hari ketiga bisa pulang ke Jakarta. Tetapi tahun ini tidak bisa, karena ada penyekatan di beberapa titik. Sehingga lebaran tahun ini nyaris via online," kata PNS di Kabupaten Asmat itu.
Kendati Lebaran di RSHS, dia mengaku tak mengurangi rasa khidmat Idul Fitri. Saat lebaran, tidak sedikit teman profesinya datang ke rumah sakit membawa berbagai makanan khas Lebaran seperti ketupat, rendang, opor, dan lainnya.
"Ada keluarga pasien yang juga memberi makanan saat Lebaran. Saya tahu mereka sedang dalam kondisi sulit karena keluarganya sakit, tapi mereka mau berbagi karena tahu bagaiamana rasanya masih bekerja saat Lebaran. Suasana itu yang membuat kami tetap semangat. Karena kalau bukan kita, siapa lagi," ucap dia.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait