PURWAKARTA, iNews.id - Para perajin tahu tempe di Kabupaten Purwakarta, serempak mogok produksi, Minggu (20/2/2022) pagi. Aksi ini dilakukan sebagai protes atas tingginya harga kedelai yang tembus lebih dari Rp 1,1 juta per kuintal.
Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, kenaikan harga tempe tak akan bisa dihindari untuk menutupi biaya produksi.
Terpantau, tidak ada aktivitas di tempat perajin tempe di Kampung Purnawarman, Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta. Para pekerja hanya mengisi waktu dengan bersantai.
Selain itu, selama pabrik tahu tempe tidak beroperasi dimanfaatkan untuk memeriksa tong plastik berukuran besar dan mesin pembuatan tempe. Tidak ketinggalan tempat pengukusan kedelai, cetakan serta tempat penyimpanan hasil produksi tempe ikut juga dicek.
Sementara aksi mogok ini dilakukan secara serentak se-Purwakarta. Hal ini dilakukan sebagai protes akan tingginya harga kacang kedelai yang tembus lebih dari Rp1,1 juta per kuital.
Kenaikan itu terus terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Dari semula Rp750.000 naik menjadi Rp1,1 juta per kuintal. Akibat tingginya harga kedelai membuat para perajin tahu tempe kelimpungan karena tidak seimbang dengan biaya produksi.
"Kami meminta pemerintah untuk menurunkan harga kacang kedelai. Karena untuk menaikkan harga jual tempe, saat ini tidak mungkin, karena akan berpengaruh dengan daya beli masyarakat," ujar Rudi, perajin tempe, Minggu (20/2/2022).
Rencanya aksi mogok perajin tempe akan dilakukan selama dua dan tiga hari ke depan. Aksi itu seiring imbauan dari pengurus Kopti Purwakarta.
Namun jika tuntutannya tidak di penuhi, kenaikan harga jual tempe menjadi solusi agar produski tahu tetap berjalan. Informasi kenaikan harga ini sudah diterima para pedagang di pasar tradisional Pasar Rebo Purwakarta.
Para pedagang pun akan menaikkan, untuk satu potong ukuran 15X20 sentimeter dijual Rp4.000 menjadi Rp5.000.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait