CIANJUR, iNews.id - Para perajin tahu dan tempe se-Jawa Barat, seperti Kota Bandung dan Cianjur siap mogok produksi selama tiga hari, Senin-Rabu 21-23 Februari 2022. Mogok massal ini dilakukan perajin tahu dan tempe sebagai bentuk protes terhadap mahalnya harga kedelai.
Akibat harga kedelai mahal, ongkos produksi pun melambung selama satu bulan terakhir. Dampaknya, para produsen tahu dan tempe mengalami kerugian. Omset mereka merosot sampai 50 persen.
Adi Suardi, perajin tahun di Kelurahan Pamoyanan, Kabupaten Cianjur, mengatakan, tingginya harga kacang kedelai impor memaksa para perajin harus menaikan harga jual tahu. Sebab harga lama tak bisa menutupi biaya produksi yang kian membengkak.
"Kenaikan harga tahu dan tempe itu berdampak terhadap penjualan karena konsumen merasa keberatan. Akibatnya, omset kami merosot 50 persen," kata Adi, Rabu (16/2/2022).
Para perajin tahu dan tempe, ujar Adi, khawatir harga kedelai semakin tinggi. Karena itu, mereka akan melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari sesuai surat pemberitahuan dari Puskopti Jabar. "Kini para perajin menunggu campur tangan pemerintah untuk mengendalikan harga kedelai impor," ujar Adi.
Sementara itu, para pedagang tahu dan tempe di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, khawatir akan gulung tikar jika para perajin mogok masal. Saat ini saja, jumlah pedagang yang tersisa di Pasar Kosambi tinggal dua. Padahal harga tahu dan tempe belum naik.
Editor : Agus Warsudi
harga tahu tempe perajin tahu tempe perajin tempe tahu tempe tempe harga kedelai harga kedelai naik cianjur kabupaten cianjur bandung
Artikel Terkait