SUKABUMI, iNews.id - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat (28/10/2022) malam digelar oleh ratusan anak muda dari komunitas musik cadas. Mereka menamakan kegiatan itu dengan Sholawat Not Dead.
Peringatan Maulid Nabi itu digelar di Cafe Rumah Mesra, Jalan Surya Kencana, Cikole. Selain komunitas musik cadas, sejumlah bikers, goweser dan berbagai komunitas ikut hadir.
Pemandangan unik ketika sebagian jemaah yang tubuhnya penuh dengan tato memakai gamis melantunkan sholawat. Mereka juga tekun mendengar tausiah yang disampaikan Al Habib Kamil Assegaf dan Al Habib Alwi Assegaf.
Komunitas musik underground ternama di Sukabumi, Audio Teror Project, Headbanger, Crowded, Metalimilitea, Blacker Division hadir dalam acara itu. Komunitas bikers Sukabumi Tiger Club (STC), XTC, Utah Lalay, Siliwangi Bikers Community (SBC), Ikatan Vespa Sukabumi (IVSI) juga datang.
Selain itu ada hadir juga dari komunitas skateboard dari Merdeka Skateboard Team (MST) dan komunitas sepeda dari Pogo Rider, Pedal Hood, CDX Palid, Golex, Bike Punk, Katuhu. Tidak hanya komunitas, acara memperingati hari lahir Nabi Muhammad SAW itu juga dibuka untuk masyarakat umum.
Biasanya, jemaah yang hadir berada di atas panggung memainkan musik cadas dengan menggunakan kostum yang menyeramkan dengan meneriakan lagu-lagu underground.
Mereka yang berasal dari komunitas bikers, biasanya dengan garang memacu kendaraannya dengan aksesoris khas bikers yang dipakainya.
Ketua pelaksanaan kegiatan, Satria Santana atau yang biasa dipanggil Haji Tia mengatakan, kegiatan maulid nabi ini menarik karena jemaah yang hadir dari komunitas musik, bikers, hobi skateboard dan sepeda.
Ini terjadi pertama kali di Sukabumi acara maulid seperti ini yang diharapkan mampu menghapus stigma bahwa jangan melihat orang dari luarnya saja.
"Hari ini udah banyak banget otang-orang bertato malah sampai muka segala, tapi kita tidak tahu hatinya seperti apa. Kita dibantu sama teman-teman hijrah dari Hijrah Squad, Bikers Hijrah dan teman-teman komunitas juga, pokoknya satu Sukabumi ini solid, Alhamdulillah," ujar Haji Tia.
Dia berharap acara ini bukan untuk yang terakhir. Untuk teman-teman yang sudah berumur, dia berharap menjadi lebih baik.
"Harapannya sih yang baik-baik aja, karena mungkin kita udah capelah gitu. Rata-rata kita (yang hadir) dari punk rock metal, semua yang cadas-cadas, underground semua, kalau band-band yang musik biasa itu tidak ada (hadir di sini). Jadi kita punkrock semua. Tadinya ini kan punkrock dead (untuk) judul acaranya. Sekarang kita ganti jadi shalawat not dead. Jadi biar keren aja, jadi shalawat gak pernah mati," ujarnya.
Salah satu panitia, Aji Deni yang baru beberapa bulan keluar dari lembaga pemasyarakatan mengatakan, acara Sholawat not Dead ini di luar prediksi.
Teman-temen yang dia kenal di masa lalu sekarang mendapat hidayah seiring bertambahnya umur, semakin mendekatkan diri kepada yang maha kuasa.
"Awalnya temen-teman datang ke rumah saya bersilaturahmi bertemu saya. Setelah itu dapat ide gagasan untuk membuat acara ini. Setelah itu ternyata di luar prediksi, acara dengan persiapan waktu yang singkat bisa bikin acara ini, antusias juga banyak, alhamdulillah," ujar Aji.
Editor : Reza Yunanto
Artikel Terkait