KARAWANG, iNews.id - Siti Aisyah, eks tenaga kerja wanita (TKW) di Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang, memiliki ketulusan tak terbatas. Perempuan ini memboyong anak majikan, pengidap down syndrome asal Taiwan ke Karawang untuk dirawat.
Siti Aisyah mengaku tidak tega meninggalkan Chin Ming atau Sha Hwang yang berkebutuhan khusus itu. Karenanya, dia meminta izin orang tua bocah itu atau majikannya untuk mengajak Sha Hwang ke Karawang.
Ternyata, ayah Sha Hwang mengizinkan. Jadilah Siti memboyong Sha Hwang ke Karawang dan merawatnya setulus hati seperti anak sendiri.
Siti merupakan warga Perum Situ Kamojing, Desa Kamojing, Kecamatan Cikampek, Kabupaten Karawang. Siti menceritakan awal mula pertemuannya dengan Sha Hwang. Berawal pada 2013, Siti berangkat ke Taiwan untuk bekerja.
Di Taiwan, Siti bekerja di rumah orang tua Sha Hwang. Ternyata, keluarga ini bermasalah. Ibu kandung Sha Hwang pisah rumah dengan ayahnya dan tidak mau merawat sang anak yang berkebutuhan khusus.
Sejak lahir, Sha Hwang dirawat oleh sang ayah. Sejak dirawat oleh Siti, Sha Hwang menjadi dekat dengan perempuan asal Karawang itu. Saat itu, Sha Hwang berusia 16 tahun.
“Bapak anak ini bekerja seperti penjaga perumahan, kalau di sini mungkin satpam. Saya dulu digaji Rp8 juta per bulan,” kata Siti kepada Dedi Mulyadi yang mengunjunginya.
Menurut Siti, Sha Hwang anak yang sangat baik. Setelah sekitar enam tahun bekerja, kontrak Siti harus berakhir dan memutuskan kembali ke Indonesia.
Sebelum kontrak kerja berakhir ada sejumlah calon pengasuh pengganti. Namun Sha Wang ingin tetap bersama Siti.
“Bapaknya mempercayakan anaknya ke saya ketimbang ibu dan kakaknya. Posisi ibunya tidak cerai tapi pisah rumah, tidak mau mengurus anaknya. Anak ini dari bayi dirawat sama bapaknya,” ujar Siti.
Akhirnya diputuskan, Sha Wang ikut pulang bersama Siti ke Karawang untuk dirawat. Saat itu Sha Wang diantar oleh kakaknya yang sempat tinggal selama satu minggu di Indonesia.
Keputusan tersebut diambil karena bapak Sha Wang sudah tua dan mulai sakit-sakitan. Ayah kandung Sha Hwang meninggal pada 2021 lalu.
“Sebelum meninggal, masih ada kirim uang untuk keperluan anaknya (Sha Hwang). Setelah meninggal sudah tidak ada lagi. Ada pernah sekali kakaknya kirim, itu pun harus berantem dulu (dengan ibunya),” tutur Siti.
Siti mengatakan, selama merawat Sha Hwang, dalam setiap bulan harus mengeluarkan uang Rp3 juta untuk membeli obat antikejang Rp1,2 juta dan keperluan lain, seperti popok.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut Siti membuka usaha warung di rumahnya. Sementara sang suami yang semula berjualan perabot keliling, memutuskan untuk mencari tambahan dengan menjadi TKI ke Taiwan beberapa waktu lalu.
“Yang selalu menguatkan itu mamah saya. Mamah bekerja juga di Taiwan mengurus anak seperti ini tapi gak bisa jalan. Mamah setiap bulan kirim uang untuk Sha Wang,” ujar Siti sambil meneteskan air mata.
Keberadaan Sha Wang mulai viral setelah beberapa waktu lalu dia masuk ke IGD. Siti yang berusaha menghubungi keluarga Sha Wang di Taiwan justru tak mendapatkan respons bahkan diblokir.
“Saya menghubungi keluarganya, kakaknya, tidak ada yang jawab. Bukan minta uang ya tapi sekadar coba lihat ini adikmu masuk IGD. Walaupun sudah tertulis hidup matinya sama saya tapi kan keluarganya masih ada,” ucap Siti.
Editor : Agus Warsudi
Artikel Terkait