BANDUNG, iNews.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat meminta masyarakat tetap waspada terhadap penularan penyakit cacar monyet atau Monkepox. Selain itu masyarakat juga diminta tak panik.
Kepala Dinkes Jabar, Raden Vini Adiani Dewi mengatakan, meski penyebaran wabah ini sangat cepat, namun dampak kematian akibat cacar monyet sangatlah kecil.
"Sebetulnya dampak kematiannya kecil, cuma penularannya yang cepat," ucap Vini, Selasa (31/10/2023).
Vini mengungkapkan, pada dasarnya, penyakit cacar monyet juga sudah memiliki vaksin untuk meminimalisasi penyebaran. Hanya saja, saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) masih mengklasifikasi siapa saja yang bisa diberikan vaksin tersebut.
"Vaksinasi sudah disiapkan, tapi mungkin Kementerian Kesehatan masih melihat siapa-siapa saja yang nanti mendapatkan vaksinasi, jadi tidak semua. Beda dengan Covid-19," ujarya.
Vini mengaku, pihaknya sudah menyebarkan surat edaran pada kabupaten dan kota untuk melakukan pencegahan dan penanganan penyakit cacar monyet sejak 18 Oktober 2023. Koordinasi dengan rumah sakit Kemenkes, yakni RSHS Bandung juga sudah dilakukan.
"Kami juga sudah menyiapkan obatnya dan itu antivirus biasa, sama dengan penyakit cacar air. Langkah apa saja untuk penanganan juga sudah disampaikan ke kabupaten kota yang ada di Jawa Barat," katanya.
Dengan sudah adanya satu kasus di Jawa Barat, tepatnya di Kota Bandung, lanjut Viny, masyarakat harus mulai melakukan mitigasi dan pencegahan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat dan bisa menggunakan masker, termasuk rajin mencuci tangan.
"Karena penularan itu bisa ketika misalnya virus itu menempel di tangan kita, terus kita makan atau memegang mata itu bisa terpapar. Terus karena ini sifatnya menular melalui hubungan seksual jadi berperilaku seksual yang baik dan benar," katanya.
Untuk diketahui, Kemenkes menyatakan, kasus cacar monyet atau Monkeypox sudah masuk ke Jabar. Hal itu ditandai dengan ditemukannya warga asal Kota Bandung yang positif cacar monyet.
"Iya (Monkeypox sudah masuk Jabar), satu, kasus dari Bandung itu dilaporkan oleh kemenkes, Dirjen P2P Kemenkes," ucap Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Rochady Hendra Setia Wibawa, Senin (30/10/2023).
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait