TASIKMALAYA, iNews.id - Sejumlah cara disiapkan pemudik jika gagal pulang kampung karena adanya penyekatan di sejumlah titik di Jawa Barat. Salah satu caranya dengan meminta petugas di pos penyekatan untuk menelepon keluarga di kampung dan meyakinkan mereka soal larangan mudik.
Cara itu pun yang akan digunakan Yudi (48), pemudik asal Purwokerto, jika memang harus diputarbalikkan petugas di pos penyekatan. Baginya, akan menerima dan pasrah jika memang gagal pulang kampung dan harus kembali ke Bandung.
"Kalau pun ada razia dan saya harus diputabalikkan, saya pasrah. Namun petugas akan saya minta menelepon istri di kampung dan menjelaskan kepadanya kalau saya tidak bisa pulang," kata Yadi saat beristirahat di sekitar daerah Gentong, Tasikmalaya, Minggu (2/5/2021).
Bagi Yudi, pulang kampung ini sangatlah penting karena Lebaran tahun lalu tidak mudik. Dia sangat merindukan keluarganya yang selalu setia menanti kedatangannya. Sehingga ketika gagal mudik akan sangat mengecewakan keluarganya. Satu-satunya cara meyakinkan mereka, yakni dengan meminta bantuan petugas untuk menelepon anak dan istrinya,
Dia mengaku, mudik lebih awal untuk menghindari pemberlakuan larangan mudik yang dimulai pada 6 -17 Mei 2021. Pulang kampung dengan cara ini diharapkan tidak ada penyekatan. Sehingga tidak ada petugas yang dimintai tolong menelepon anak istrinya di kampung.
Sementara itu, arus mudik yang melewati jalur selatan, melalui Gentong Tasikmalaya, mulai ramai. Jumlah kendaraan yang melintas pun terbilang padat, meski tidak terjadi kemacetan. Banyak bus antarkota antarprovinsi melintas di jalur itu, selain kendaraan pribadi dan sepeda motor.
Bahkan, di sejumlah warung dan tempat peristirahatan mulai dipenuhi pemudik yang sedang beristirahat. Mereka yang rata-rata menggunakan sepeda motor tampak lelah setelah menempuh perjalanan jauh dari arah barat menuju timur. Jalur Gentong pun masih menjadi tempat favorit untuk beristirahat.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait