INDRAMAYU, iNews.id – Banyak yang menanggap limbah sampah plastik tidak berguna. Namun di tangan warga Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar), limbah plastik disulap menjadi bahan bakar minyak (BBM). Mereka berhasil mengembangkan industry kecil yang mengubah satu kilogram limbah plastik menjadi satu liter BBM.
Industri kecil masyarakat itu pun menggoda Dirjen Perindustrian yang didamping unsur musyarawah pimipinan kecamatan (muspika) dan musyawarah pimpinan daerah (muspida) untuk mengecek langsung lokasi pengolahan minyak tersebut.
“Ini sangat baik, karena mampu mengolah sampah yang tidak ada nilainya menjadi barang yang bernilai ekonomis. Ini harus didorong,” kata Dirjen perindustrian, Achmad Sigit, Kamis (25/1/2018)
Dia mengatakan, pembudidayaan sampah menjadi bahan olahan yang menghasilkan BBM merupakan hal yang baru. Karena itu perlu didorong, karena penanganan sampah menjadi barang yang berguna masih sedikit. Apalagi ini sudah memiliki nilai jual. “Saya dengar satu liternya dijual Rp6.000, ini luar biasa,” tuturnya.
Untuk menghasilkan BBM dari sampah plastik, warga menggunakan peralatan sederhana dan sebuah alat pirolisator. Alat pirolisator itu didapat warga dari hasil bantuan corporate social responbility (CSR) PT Polytama Propindo Indramayu. Cara pembuatannya, sampah plastik yang sudah dikumpulkan lalu dilebur dan disuling dalam alat pirolisator tersebut. Hasil pengolahan itu yang nanti menjadi BBM jenis solar maupun premium. Mereka mengklaim, kualitas BBM lebih baik dari yang ada di pasaran saat ini.
Diketahui alat pirolisator itu merupakan hasil ciptaan Laboratorium Institut Teknologi Bandung (ITB). Alat itu diciptakan untuk mengolah kembali sampah plastik menjadi BBM. Hampir semua jenis BBM bisa dihasilkan dengan alat yang sederhana tersebut.
Diharapkan, gagasan pengolahan sampah di lingkungan masyarakat Kabupaten Indramayu ini dapat memberi contoh bagi daerah lain. Selain itu, diharapkan pemerintah daerah pun ikut mendorong dengan memberikan peralatan ataupun fasilitas penunjang lainnya, agar pengolahan sampah ini berjalan dengan maksimal.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait