BANDUNG, iNews.id - Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) Jabar produksi susu di sentra sapi perah turun 80 persen atau 1 Ton per hari. Penurunan itu terjadi akibat banyak sapi perah yang mati akibat terinfeksi virus penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Mohamad Arifin Soedjaya mengatakan, agar dampak PMK tak semakin parah, Pemprov Jabar memprioritaskan vaksinasi PMK untuk sapi perah. "GKSI mencatat penurunan produksi susu sapi 80 persen per hari. Wabah PMK selain menyebabkan ternak mati juga menurunkan produksi susu," kata Kepala DKPP Jabar.
Mohamad Arifin Soedjaya menyatakan, untuk melakukan vaksinasi kepada ternak sapi, baik pedaging maupun perah, serta kambing atau domba di Jawa Barat, Pemprov Jabar mendapatkan tambahan vaksin PMK sebanyak 119.000 dosis. "Sebelumnya, Jabar mendapat vaksin PMK 1.600 dosis. Jadi total vaksin PMK Jabar lebih dari 120.000 dosis," ujarnya.
Namun jumlah vaksin belum mencukupi untuk melindungi seluruh ternak sapi dan kambing di Jabar, baik pedaging maupun perah. "Kebutuhan vaksin PMK mencapai 600.000 untuk sekali penyuntikan. Sedangkan penyuntikan vaksin PMK dilakukan tiga kali secara bertahap," tutur Mohamad Arifin Soeadjaya.
Dalam tiga tahap penyuntikan vaksinasi PMK, ujar Mohamad Arifin Soedjaya, Jawa Barat membutuhkan 1.800.000 dosis vaksin. Untuk memenuhi kebutuhan vaksin tersebut, Pemprov Jabar akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar mendapatkan tambahan.
"Vaksinasi PMK itu diprioritaskan bagi sapi perah di sentra-sentra yang ada di Pangalengan, Kabupaten Bandung dan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Garut, Kuningan, dan Bogor," ujar Mohamad Arifin Soedjaya.
Editor : Agus Warsudi
sapi perah sapi perah lokal susu sapi wabah pmk antisipasi wabah pmk penyakit mulut dan kuku pangalengan kawasan lembang Vaksin PMK
Artikel Terkait