MAJALENGKA, iNews.id – Rombongan pejabat Kabupaten Majalengka, Jawa Barat harus menjalani perjuangan panjang selama empat hari untuk bisa kembali ke kampung halaman.
Mereka empat hari terjebak di area bencana alam di Aceh setelah mengikuti kegiatan studi banding. Para pejabat tersebut pun harus melintasi sejumlah titik longsor dan banjir bandang pada Selasa pagi (2/12/2025).
Rombongan pejabat yang terdiri atas Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, Kepala Bapendalitbang, serta lima petani kopi, tersebut awalnya berada di area pegunungan di Takengon untuk mengikuti studi banding petani kopi.
Namun, hujan deras yang mengguyur wilayah Aceh pada Selasa malam menyebabkan terjadinya bencana banjir bandang dan longsor.
Dalam sebuah video amatir, terlihat suasana perjalanan rombongan yang harus berjuang keras. Mereka tidak hanya melewati sejumlah titik longsor di Kabupaten Takengon, tetapi juga harus melanjutkan perjalanan melintasi banjir yang melanda Kabupaten Bener Meriah.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Majalengka, Gatot Sulaeman, menjelaskan situasi kritis yang mereka hadapi. "Saya dan rombongan harus melintasi jalur dengan titik longsor, dan tidak ada komunikasi serta penerangan jalan," ujar Gatot Sulaeman.
Ketiadaan komunikasi dan penerangan jalan menambah tingkat kesulitan dan ketegangan selama perjalanan evakuasi mandiri tersebut. Setelah empat hari perjalanan yang penuh rintangan, dua pejabat utama, Gatot Sulaeman dan Yayan Sumantri (Kepala Bapendalitbang), akhirnya tiba kembali di Majalengka.
Kepulangan mereka disambut langsung oleh Bupati Majalengka, Eman Suherman, beserta Wakil Bupati, Dena Mohamad Ramdhan. Sambutan hangat ini menjadi penutup bagi pengalaman studi banding yang tak terduga berubah menjadi misi bertahan hidup di tengah bencana.
Kasus ini menjadi pengingat akan dahsyatnya dampak bencana alam di Sumatera yang memutus akses dan mengisolasi wilayah.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait