JAKARTA, iNews.id - Cerita dunia prostitusi seakan tidak ada habisnya untuk terus dikupas, dari mulai persoalan hukum hingga persaingan antarpelaku. Begitu pula dengan prostitusi online, persaingannya sangatlah ketat dalam menggaet para pelanggan.
Sebagaimana dituturkan sebut saja WA (25) seorang pekerja seks komersial (PSK) online asal Kabupaten Subang yang ikut persaingan prostitusi online di Ibu Kota Jakarta.
WA merasakan betul bagaimana perjuangannya ketika pertama kali terjun ke bisnis prostitusi. Bedanya, dia termasuk berpengalaman sebagai PSK di salah satu klub malam di Grogol, Jakarta Barat.
Imbas pandemi menyebabkan klub malam tempatnya bekerja tidak beroperasi membuat WA bekerja mandiri tanpa mami atau mucikari. Sempat menumpang bersama temannya, dia kemudian nekat mengontak sejumlah pelanggannya di tempat bekerja dulu.
“Di situlah pelanggan saya kemudian menyarankan untuk freelance,” ujarnya.
WA lalu mencoba peruntungan dengan mengontrak harian salah satu hotel di Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat selama sepekan. Tak kuat biaya yang dikeluarkan, WA beralih menyewa harian satu unit apartemen di Hayam Wuruk.
“Dari Grogol sebulan, saya pindah ke Cempaka Putih dan akhirnya di Cengkareng,” tuturnya.
Bagi WA menjadi PSK online secara freelance bukanlah hal tabu. Saat pertama datang di Jakarta tahun 2017 lalu, dia lebih dulu bekerja secara freelance lalu akhirnya diajak orang bekerja di klub malam.
“Bedanya kalau freelance kan kita cari pelanggan sendiri. Kalau di klub kan pelanggan yang cari kita,” ucapnya.
Untuk merangkul pria hidung belang, dia menawarkan tarif bervariasi mulai terendah Rp250.000 hingga jutaan sekali kencan, layanan seks berpasangan hingga pesta seks asalkan semuanya sesuai kesepakatan. Kemudian, di tengah persaingan antar PSK online dia juga harus memutar otak, bagaimana cara mempromosikan dirinya ke pelanggan.
“Saya pakai jasa sejumlah orang atau joki, bukan muncikari loh. Kerja mereka sama kayak kita. Cari pelanggan begitu ada kesepakatan mereka akan menyambungkan dengan kita,” ujarnya.
Menurut WA, joki tidak meminta bagian dari hasil mendapatkan pelanggan.
“Kalaupun ada ya inisiatif dari kita. Besarannya variatif mulai Rp50.000-Rp150.000 per pelanggan,” ucapnya.
Editor : Asep Supiandi
Artikel Terkait